Dua Ular
Berbisa
(Sismaku)
Hari ini aku tak tau harus berbuat apa, hidupku serasa hancur seperti debu jalanan. Teringat olehku uang yang jadi masalahnya. Sempat ku menangis tadi malam, merasakan sakitnya perutku yang kelaparan, tentang utang yang harus dibayar, dan teman serta keluarga yang tak peduli akan keadaan ku. Semua berkumpul menjadi satu masalah yang sulit sekali aku selesaikan sendiri. Bahkan aku juga memikirkan tentang uang kuliah dan segala kebutuhan yang mendesak tentang kuliah. Semua membuat ku semakin putus asa, tak berdaya, dan tak tau harus berbuat apa.
Semua orang seperti menjauhi ku saat aku benar-benar membutuhkan bantuan mereka. Tak ada yang peduli akan masalah yang ku hadapi sekarang, bahkan mungkin mereka tak mengingat ku dalam hati mereka. Aku merasa seperti itu karena tak ada yang pernah bertanya akan masalah yang ku hadapi sekarang. Masalah yang terus saja menyita pikiran ku hingga detik di mana aku ingin menyerah karena keputusasaan. Tindakan yang sangat di benci oleh Tuhan dari manusia.
Aku memang hampir putus asa, karena semua yang ku lakukan seperti tak pernah ada gunanya. Hasilnya tak pernah seperti apa yang ada dalam bayangan ku untuk bergerak maju, semua yang ku lakukan hanya membuat ku jalan di tempat. Tak pernah ada kemajuan atas apa yang ku usaha ku dalam perjuangan ini. Mungkin aku salah membaca doa atas keinginan ku, atau aku yang terlalu meminta lebih atas apa yang ku usahakan. Doa-doa ku seperti tak lengkap, jadi Tuhan memberikan semua setengah-setengah.
Banyak sekali yang menyita pikiran ku, hingga aku tak sadar yang aku bicarakan. Aku bicara seperti tak punya aturan, semua yang ku bicarakan ngawur tanpa dipertimbangkan. Doa ku pun ikut tak karuan, Karena kekhawatiran dari keadaan sulit yang terus menghimpit ku. Aku seperti tak kuat lagi menahan semua penderitaan dalam diriku yang sangat dahsyat. Hari-hari ku penuh dengan umpatan-umpatan akan keadaan yang terus membelenggu diriku di tempat memuakkan ini.
Ingin rasanya aku marah pada semua yang mengakibatkan keadaan ini. Tapi aku tak tau siapa yang harus ku salahkan atas apa yang terjadi kepadaku. Aku ingin marah kepada orang tuaku, tapi mereka tak patut disalahkan karena mereka sudah berkorban banyak untuk diriku. Ingin ku marah kepada teman-teman ku, tapi aku sadar tanpa mereka aku tak akan pernah sampai kemari, selain itu mereka juga tak merasa salah terhadap ku. Ingin ku marah kepada Tuhan, tapi Tuhan tak patut untuk disalahkan, karena itulah sifat Tuhan yang mengatur semunya secara semena-mena sebab dia yang berkuasa. Akhirnya aku hanya marah dan hanya bisa menyalahkan diriku sendiri atas apa yang telah terjadi. Karena kebodohan dan keras kepalaku, aku terjerumus dalam lembah hidup yang menyesatkan ku semakin jauh.
Masalah demi masalah datang silih berganti dalam hidup ku, yang sudah bertumpuk dalam sejuta masalah. Semua terasa melelahkan jiwaku yang semakin hari kian tak kuasa menahan gejolak hidup yang tak ada habisnya. Tapi aku terus berkata pada diri ku “tenang semu akan beres pada saatnya, Tuhan selalu bersama kita, Tuhan merangkul tubuh kita dengan tangannya. Semua akan teratasi pada saatnya, dan kita akan tersenyum bersama ketika saat itu tiba.”
Itu yang terus ku yakini sampai saat ini, bahwa Tuhan tak akan pernah meninggalkan ku sendiri, Tuhan akan terus bersama ku, menghadapi masalah-masalah yang dibuatnya untuk ku. Hal itu yang ku percayai dan menjadi penyemangat disetiap langkah ku menyongsong hari. Bahkan saat aku sangat takut dan khawatir akan semua hal yang terjadi mengancam ku, aku tetap yakin kata-kata itu dan membuat ku menjadi tenang.
Tapi entah kenap masalah-masalah ini tak ada habisnya. Menimpa diri ku, seperti Tuhan tak pernah membiarkan ku untuk merasa tenang. Masalah-masalah terus datang mengiringi langkah ku saat aku makin percaya dengan kata-kataku sendiri. Walau pun saat masalah baru muncul, masalah lama kian hari mereda atau menghilang. Contohnya tadi ketika aku bingung dengan utang ku di warung dan perut ku sudah sangat lapar, ibu pemilik warung berkata “ Utang mu di Masukkan ke daftar utang teman mu.”
Lalu aku menjawab, “Memang kenapa bu??”.
“Kemarin dia bilang, kalau utang mu di masukan saja ke daftar utangnya. Dia juga tanya apa kamu sering ke sini, ibu menjawab ‘iya’ dan ibu juga jelaskan perihal utangmu di warung ini.” ibu warung menceritakan semua pembicaraannya dengan teman sekamar ku.
Lalu aku jawab, “Mungkin dia merasa punya utang sama aku bu, kan aku udah cerita kalau dia dulu sering pinjam uang tapi nggak pernah dikembalikan sampai sekarang. Ya sukur deh kalau dia ngerasa dia punya utang banyak sama aku.”
Tapi aku tak merasa lega dengan hal itu, aku malah curiga dengan kebaikan teman ku yang mau membayar utang ku di warung. Aku malah berfikir dia tidak berniat untuk membayar utang tapi ingin menjerat ku dengan balas budi lagi atas kebaikannya. Atau malah sebenarnya saat dia pulang ke rumah kemarin, dia menerima uang dari ayah ku dan menggunakannya untuk kepentingannya sendiri. Aku tak bermaksud berprasangka buruk, tapi banyak bukti yang mengarah akan hal itu. Contoh kemarin, ketika ibu pemilik warung tempat bias aku makan memberikan nasi tambahan untuk ku makan, dia hanya menyisakan sedikit untuk ku, bahkan tanpa bilang itu dari ibu penjaga warung. Malah ibu warung sendiri yang bilang kepadaku tentang nasi itu.
Aku tak habis pikir dengan kelakuan dari teman ku itu, terlau banyak kelicikan yang dibuat olehnya. Banyak sekali tipu muslihat yang dibuat olehnya untuk mengelabui ku dan mengambil keuntungan dari diri ku. Dulu ketika aku masih diberi kelebihan uang oleh Tuhan, mereka seenaknya menggunakan dan seenaknya menyisakan tulang belulang untuk ku krokoti. Sekarang saat aku tak punya apa-apa mereka meninggalkan ku tanpa apa-apa, seperti diriku sudah tak berguna lagi. Malah mereka menghina ku atas apa yang selama ini aku lakukan dan tak sadar akan kelakuan mereka yang sungguh sangat biadab. Sepasang manusia yang sangat cocok dan sama-sama berhati busuk seperti ular. Pantas lah mereka disatukan dalam sebuah hubungan dan sekaligus dibenci oleh orang-orang di sekitar mereka karena perbuatannya.
Mereka memang memuakkan, bahkan tak pantas untuk dikasihani karena tingkah laku mereka. Mereka tak bosan memanfaatkan kebaikan orang lain dalam segala hal, malahan mereka meminta lebih atas kebaikan dari orang lain. Sungguh sepasang ular yang sangat-sangat berbisa dan patut untuk dijauhi. Jika aku pikir ulang, semua masalah yang kini ku hadapi juga datang dari mereka berdua. Mulai dari masalah keuangan, tugas, keluarga yang tak percaya lagi dengan diriku, dan terusirnya aku dari kos-kos ku yang lama pun disebabkan oleh mereka berdua. Tapi mereka enjoi saja, tak pernah ada perasaan bersalah yang timbul di hati mereka. Mereka tetap nyaman dengan apa yang mereka lakukan sepanjang itu menguntungkan bagi mereka.
Lalu aku bertanya lagi kepada ibu pemilik warung, “Bu mereka tadi malam pulang jam berapa dari sini??”
Ibu menjawab “Tidak pulang.” Tanpa ekspresi ibu menjawab, membuat ku berfikir tentang kelakuan mereka yang semakin keterlaluan. “Yang perempuan tidur di dalam, yang laki-laki nggak tidur, di luar main leptop sampai pagi. Ibu juga makin ragu mau menyewakan kamar untuk temanmu, kalau kelakuannya seperti itu kan nanti bisa jadi masalah buat ibu.” Imbuhnya mengungkapkan kekhawatiran yang dirasakan.
“Ya jangan diterima bu, biarkan sudah mereka. Nggak usah dipedulikan, kalau di kasih hati malah ngelunjak nanti.” Dalam hati diriku bergumam tentang apa yang baru saja ku pikirkan ternyata terjadi betulan. Mereka terus memanfaatkan kebaikan orang lain tanpa berfikir tentang perasaan orang yang sudah berbaik hati menolong mereka. Tak kusangka begitu picik hati mereka hingga tak ada rasa malu yang tersisa atas perbuatan mereka. Tapi entah kenapa semua orang masih simpatik kepada mereka, dan anehnya mereka tetap dipercaya oleh orang lain. Mungkin karen kepintaran mereka mengolah kata, atau karena mereka bisa diandalkan ketika ada yang meminta pertolongan. Tapi sayang, hal itu selalu mereka gunakan untuk meraih keuntungan yang lebih besar dari pada pertolongannya.
“Tapi kasihan kamu lho le, kayak gini terus. Pengennya ibu kan kamu ngekos di sini aja, nanti urusan uang sewa bisa dirunding dulu.”
“Kalau nanti saya ngekos di sini, dia juga ikutlah bu, nggak mungkin dia nggak ikut. Makanya dari pada jadi maslah, mending nggak usah, soalnya ibu terlalu baik sama meraka, jadi meraka merasa bebas melakukan apapun di sini.” Ku berikan saran pada ibu pemilik warung karena tak ingin beliau mendapat masalah karena teman-teman ku.
Tak lama mereka pun datang ke warung, entah untuk makan atau sekedar ingin ke sana saja. Aku tak menghiraukan mereka, aku lebih asik melihat anak-anak dari Indonesia Timur yang sedang bermain catur. Mentertawakan jika ada yang salah langkah dan jika keadaan tidak seimbang. Entah apa yang mereka bicarakan dalam rumah, aku sudah tak menghiraukan lagi, aku tak mau ikut campur dengan urusan mereka. Aku juga sudah tidak kaget lagi melihat mereka yang nyelonong masuk ke dalam rumah karena sudah menjadi kebisaan bagi mereka. Mungkin urat malu mereka sudah putus dari otak, jadi tak ada rasa malu yang mereka rasakan padahal semua orang di rumah itu sudah muak dengan kehadiran mereka.
Aku terus diam saja, meski dalam hati membara rasa benci pada diri mereka yang kurangajar. Aku lebih memilih untuk tetap pada kesibukan ku berkonsentrasi untuk memperhatikan permainan catur yang dijalankan orang lain. Aku tak ingin berbicara dengan mereka, baik sekarang atau nanti. Hati ku sudah terlalu sakit dibuat oleh kelakuan mereka yang merugikan ku baik secara materi atau tenaga. Aku tak dendam kepada mereka, hanya tak ingin berurusan dengan mereka lagi.
Tiba-tiba yang cewek keluar, duduk ditempat orang bisa makan berhadapan lurus dengan ku. Tak tau apa yang membuatnya keluar dan ikut melihat permainan catur yang sedang dilakukan. Mungkin dia ingin berbincang dengan ku, tapi aku tetap pada konsentrasi ku melihat orang bermain catur. Aku pun tak menghiraukan dia walau sudah berdiam cukup lama di tempatnya sekarang. Entah apa yang ia tunggu di situ, entah pacarnya atau omongan ku untuk mengajaknya bicara. Yang pasti aku tetap pada pendirianku untuk melihat permainan catur yang bisa mengalihkan pandanganku dari ular berbisa ini.
Tak tau setan mana yang merasukinya, tiba-tiba ia mengajak ku bicara. “Pasti kamu nggak bisa main ginian!!” dengan senyum khasnya yang meremehkan orang lain.
“Heh…, pacarmu aja kalah sama aku berkali-kali.” Ku kembalikan hinaannya itu dengan mengungkapkan permainan pacarnya yang lebih buruk dari permainan ku.
“Ah.., bohong.” Mukanya seperti mengejek ku, yang membuat ku merasa emosi melihatnya.
Tiba-tiba yang cowok keluar dengan muka serius seperti orang yang habis kalah berjudi. Mukanya ditekuk seperti orang yang kehilangan semangat untuk melakukan sesuatu. Tak tau apa yang terjadi kepadanya, semua emosi berkumpul menjadi satu di mulutnya yang makin menambah panjang bibirnya. Ekspresinya seperti orang yang disuruh untuk melakukan sesuatu tapi tidak mau melakukannya. Ia berjalan ke arah ibu pemilik warung dengan langkah yang sepertinya sangat berat untuk diangkat.
Ketika ia sudah cukup dekat dengan ibu pemilik warung, ia berkat “Bu saya pinjam uangnya duapuluh rubu, nanti pasti saya kembalikan.”
Ibu pemilik warung membuka laci penyimpanan uang dan memberikan dia uang yang ia minta. Aku tak tau persis akan digunakan untuk apa uang itu, yang aku dengar mereka akan menghadiri sebuah pernikahan. Mungkin uang itu akan digunakan di sana, atau akan digunakan untuk membeli bensin. Entahlah kenapa juga aku harus mengurusi mereka yang tak mengurusi ku lagi, biarkan saja mereka berdua, tak ada untungnya juga untuk ku pikirkan.
Tapi yang jelas aku tau kenapa mereka datang ke warung ibu saat ini, meski sebenarnya mereka sudah makan saat aku pergi ke warung tadi. Aku memang tak melihat mereka makan, tapi jelas sekali ada motor si cewek ketika aku jalan melewati warung penjual pangsit di samping kos. Ternyata kedatangan mereka ke warung ibu bukan untuk makan atau ngobrol dengan keluarga ibu. Tapi mereka datang ke warung hanya untuk meminjam uang kepada ibu untuk pergi ke pernikahan, entah itu ke pernikahan siapa.
Aku juga tau pasti siapa dalang dari semua ini yang membuat si cowok bermuka masam seperti cuka di tempat penjual nasi goreng sebelah warung. Pastilah si ular betina yang memaksakan keegoisannya dan beralasan yang membuat orang percaya bahwa hal yang akan dilakukan penting. Dasar ular betina yang picik, membuat semua orang harus selalu menuruti keinginannya. Padahal semua omongannya tak ada yang bisa dipercaya dan berujung pada penghianatan kepada orang yang mempercayainya. Mungkin karena mukanya yang polos hingga semua orang percaya akan bualannya.
Setelah mendapat apa yang mereka inginkan, mereka langsung pergi menuju ke acara pernikahan itu. Yang cowok tetap merengut dengan sejuta kekesalan, sedangkan si cewek senang sekali hatinya karena keinginannya tercapai. Sang ular betina gembira hingga senyumnya tak hilang dari raut muka yang banyak menipu orang lain. Trik yang sudah sangat lapuk jika dilihat dari usianya, tapi entah kenapa masih bisa digunakan kepada orang-orang baik hati yang sangat dekat dengan Tuhan. Mungkinkah mereka yang terlalu pintar mengelabui orang lain atau Tuhan memang menghadirkan mereka untuk menguji orang-orang baik untuk masuk ke surga-Nya. Hemmm, aku tak tau tentang hal ini, mereka kah yang picik, atau kah Tuhan yang begitu jahat membiarkan orang-orang baik selalu dibodohi oleh orang-orang seperti itu.
Tak berapa lama setelah mereka pergi, aku pamit kepada ibu pemilik warung untuk pulang ke kos. Aku beralasan ingin istirahat karena terlalu capak dengan kegiatan hari ini begitu padat. Tak lupa aku memberi isyarat aku berutang lagi untuk makanan yang tadi aku makan. Malah sebelum aku jauh melangkah, ia menawari ku untuk membungkus makanan supaya bisa dimakan nanti malam. Tapi aku menolak, utang ku sudah banyak hari ini aku tak ingin menambahnya, walau pun nasi itu gratis aku juga tak mau menerima karena ibu sudah terlalu baik pada ku dan aku tak mau merepotkan.
Dalam perjalanan pulang ke kos aku masih tak habis pikir dengan kelakuan mereka yang sangat merugikan orang lain. Kenapa orang-orang seperti mereka masih dibiarkan hidup, bahkan hidup mereka cukup panjang untuk melakukan hal itu. Tak adakah penghakiman untuk mereka di dunia ini, agar mereka tak bisa melakukan lagi hal itu. Mungkinkah karena terlalu banyak jenis orang seperti mereka jadi Tuhan tak bisa menemukan mereka. Atau mungkin karena mereka yang tersebar dan hidup berdampingan dengan orang baik membuat Tuhan sulit menimpakan penghakiman kepada mereka semua.
Kenapa aku jadi memikirkan hal yang tidak terlalu penting seperti ini ya?. Biarkan saja mereka dengan kelakuan mereka yang terus merugikan orang lain. Biarkan mereka membusuk dengan dosa-dosa yang mereka perbuat sendiri. Dan biarkan Tuhan yang menyadarkan sendiri orang-orang yang tersesat seperti itu. Tuhan lebih tau harus berbuat apa dengan orang-orang seperti itu. Serta Tuhan lebih mengerti cara yang ampuh untuk menyadarkan mereka, dan jika aku beruntung aku bisa lihat dengan mata kepalaku sendiri.
Sekarang aku harus lebih fokus dengan masalah ku sendiri, yang tak mungkin harus meminta bantuan orang lain. Tak ingin diriku bergantung kepada orang lain lagi, nanti ujung-ujungnya sama seperti yang sudah-sudah. Aku dikecewakan, dianggap tak berguna, dianggap merepotkan, dan dianggap sebagai orang yang harus membayar utang budi. Aku tak mau seperti itu lagi, dan aku tak ingin, jika dibilang seperti itu lagi. Hatiku sudah terlalu sakit jika mendengar hal yang sama terucap dari orang-orang yang terlalu dekat dengan ku. Bahkan lukanya lebih perih dari pada luka fisik yang ditaburi garam, luka ini jauh lebih sakit dan jauh lebih menyakitkan jika terbuka lagi. Terlalu banyak kepercayaan yang ku berikan pada manusia hingga aku jaga harus merasakan sakit yang terlalu parah sebagai akibat dari kebodohanku. Mungkin ini juga yang dirasakan oleh Tuhan ketika kepercayaannya dihianati oleh para manusia. Dan jika aku mempunyai kekuasaan dari Tuhan mungkin aku akan menghukum mereka dengan sesuai kehendak ku. Tapi, biar Tuhan yang mengatur, dari pada aku ikut campur dan merusak segalanya. Biarkan aku jadi penonton saja yang akan menangis ketika yang melihat adegan sedih, yang akan senang jika adegannya bahagia, dan tertawa jika adegannya layak untuk ditertawakan.
Ku nikmati langkah demi langkah dengan kepasrahanku, akan jalan yang dipilih Tuhan untukku. Menikmati setiap langkah menuju kos dengan kepasrahan, dan tentang masalah ku biarkan Tuhan yang menunjukkan jalan penyelesaiannya, beruntung jika aku diberi bantuan, dan lebih beruntung lagi jika disiapkan solusinya juga. Mungkin aku terlalu mengharap lebih tentang hal itu, hingga ku terbayang untuk akan hal-hal yang melebihi apa yang ada. Biar Tuhan saja lah yang mengatur dunia ini, aku tak usah pula turut campur mengaturnya, bukan hak ku juga.
Setelah ku yakinkan diriku dengan keyakinan dan prinsip baru,hati ku sangat tenang dan damai. Semakin damai dengan keyakinan ku terhadap Tuhan yang baik hati. Aku bisa tersenyum kembali dengan perasaan yang sungguh bebas serta tak terusik dengan hal-hal keduniawian dan kemunafikan manusia. Aku melepas segalanya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Membuat ku tidur dengan senyum lebar di malam ini, dan diriku sangat nyenyak dalam kebun impian, walau aku tak tau pasti apa yang akan terjadi esok pagi.
Sekian.
Malang, 24 Oktober 2017
3 Komentar
Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi seorang wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa tekanan dan kesulitan keuangan,
BalasHapusSetelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan
Saya mengajukan jumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa itu tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memesan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.
Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui E-mail (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,
Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.
Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)
Terima kasih semua.
KABAR BAIK !!! KABAR BAIK !!! KABAR BAIK!!!
BalasHapusHalo semua, nama saya Mrs. Arya Theresia, saya dari Indonesia, saya ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana saya mendapatkan pinjaman dari MRS CHRISTY MORRIS LOAN FIRM karena begitu banyak pemberi pinjaman kredit palsu di sini di internet dan juga untuk memberi tahu Anda bahwa saya adalah korban penipu internet berkali-kali, jadi saya tidak kehilangan harapan sampai saya dirujuk oleh seorang teman ke pemberi pinjaman terpercaya bernama MRS. CHRISTY MORRIS yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp850.000,0000 dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan, saya sarankan CHRISTY MORRIS LOAN FIRM adalah yang terbaik dan saya berdoa Tuhan akan memberkati mereka dan menjaga bisnis mereka maju, Amin
Jika Anda memerlukan bantuan tentang cara mendapatkan pinjaman, Anda dapat menghubungi saya melalui email: (aryatheresia750@gmail.com)
Anda dapat menghubungi perusahaan secara langsung dengan pinjaman mereka
Email: (christymorrisloanfirm@gmail.com)
Terima kasih
Arya Theresia
Keajaiban tidak akan pernah berakhir, saya berdoa untuk allah untuk memberkati Nyonya Esther Patrick, saya kehilangan Ewita warga negara Indonesia, saya tinggal di JL.kutisari selatan geng ekonomi No. 13-G, Indonesia. Ibu saya mengatakan kepada saya bahwa dia akan melalui internet dan datang ke publikasi Nyonya Esther Patrick, mengatakan bahwa fasilitas kredit telah memberinya pinjaman kepada masyarakat umum dengan suku bunga sangat rendah 2% persen, Anda dapat menghubungi Nyonya Esther Patrick melalui emailnya: [estherpatrick83@gmail.com].
BalasHapusJadi, saya memberi tahu teman saya tentang pandangan meminjam dari Nyonya Esther Patrick, dan dia mengatakan dia tidak akan memberi tahu saya bahwa saya tidak meminjam dari Nyonya Esther Patrick, tetapi saya perlu meminjamkan sejumlah kecil untuk memeriksa apakah perusahaannya adalah perusahaan.
Jadi, saya bertindak atas sarannya dan menghubungi Nyonya Esther Patrick melalui emailnya: [estherpatrick83@gmail.com] yang diposkan oleh ibu saya, dan saya mengajukan pinjaman sebesar Rp200.000.000. Nyonya Esther Patrick menanggapi saya dan mengirimi saya semua syarat dan ketentuan perusahaannya yang saya baca dan saya menyetujui persyaratannya.Setelah persetujuan permohonan pinjaman, saya menerima pemberitahuan dari bank saya bahwa jumlah Rp200.000.000 dikreditkan ke rekening bank saya dari perusahaan Nyonya Esther Patrick.
Saya sangat senang dan berbagi kabar baik dengan ibu saya dan teman saya yang menyarankan saya untuk terus maju.Ia menyelesaikan pembayaran kembali pinjaman tersebut pada 07 Juli 2018, dan saya meminta sejumlah Rp550.000.000 yang juga saya terima di rekening bank saya setelah prosedur itu dilakukan.
Jadi, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk memberi tahu siapa saja yang mencari pemberi pinjaman pribadi di Internet yang pasti akan menghubungi Nyonya Esther Patrick melalui e-mail {ESTHERPATRICK83@GMAIL.COM}Anda dapat menghubungi saya jika Anda memerlukan bantuan atau Anda ingin bertanya tentang bagaimana saya mendapat pinjaman.Ini email saya: [ewitayuda1@gmail.com]Terima kasih, pengikut saya