Di lintas Malamku
Melintasi dinginnya malam
Dengan lentera masa silam
Tanpa seorang yang ku rindukan
Kekasih yang ku dambakan
Beribu puisi terciptakan
Tuk orang yang kurindukan
Berharap akan sebuah harapan
Yang tak pernah tersampaikan
Dirimu satu di hatiku
Tak terganti ditelan waktu
Yang hadir dalam mimpiku
Bagai dulu saat kau jadi temanku
Salahkah aku bila ku berharap
Tentang sebuah prasangka
Yang membuat ku bahagia
Menghilangkan seribu duka
Mencintaimu membuatku tenang
Bagaikan surga yang ku rindukan
Tawa selalu terkembang
Walau tangis kadang menyapa
Bukan dirimu yang ku mau
Tapi hatimu yang ku inginkan
Karena hatimu bagai permata
Yang ku cari pada ribuan diri manusia
Saat
Waktu Berlalu
Mentari terbenam dalam hening sebuah masa
Memunculkan warna jingga keemasan
Mengisahkan diriku yang mengagumi keindahan
Membuat hati ini mengucap kalimat-kalimat indah
Oh bidadari-bidadari surga
Paras kalian tak seayu bidadariku
Yang dikirim Tuhan melalui seorang ibu
Hanya untuk ku, dan hanya diriku
Kan ku bangun istana bersamanya
Menjadikan ia sebagai ibu bagai anak-anak ku kelak
Walau tak seindah kisah Rama Sinta
Tapi akan ku buat ia merasa nyaman
Mungkin sudah banyak kata yang terucap
Aku tak akan menambah keanggunannya dengan kata-kata
Karena dia tetap sama, seanggun saat diciptakan Tuhan
Dan keanggunan itu tak bisa digambarkan
Oh Tuhan, tolonglah aku
Aku dilanda balada cinta tak berujung
Aku mendapati diri-Mu dalam dia
Yang ingatkan aku tetap bernafas
Aku lupa
Dia adalah makhluk titipan-Mu
Sebab ku merasa, dialah pelengkap hidupku
Seperti layaknya Hawa diciptakan untuk mengusir kesendirian Adam
Hadirkan lah dia padaku
Agar kesendirian Adam, tak terjadi pula pada diriku
Tak Lelah Ku Menunggu
Seperti tak lelah ku cintaimu
Seperti tak lelah ku merindukanmu
Wajahmu selalu menutupi setiap pandanganku
Membuatku jatuh cinta, hanya kepada dirimu
Hai kau wanita cantik
Semoga kau dengar rindu ini
Begitu sangat merindukanmu
Ku cintaimu dari hatiku
Meski tak pernah buat kau percaya
Aku tetap jatuh cinta
Beribu rindu ku titipkan, pada angin malam ini
Semoga sampai kepadamu
Dan semoga harapanku terwujud
Aku cintaimu
Menyayangimu, dan merindukanmu
Asal kau tau saja, kau tak pernah menyesal mencintaimu
Dan akan selalu seperti itu
Karena kau semangat hidupku
Hidupku, dan cintaku, hanya untukmu
Gadis
Gadis manis berjalan
Melambai mesra menggoda
Maukah dia jadi perempuanku
Pendamping hidupku
Bukan hanya sandaran, tapi tambatan hati
Mungkinkah itu bisa
Aku memetik bunga mawar paling indah
Berlumur darah pun tak peduli
Untuk dia, hanya untuknya
Dalam Dekapan Seorang Pria
Dalam dekap ini
Ku bisikan kata cinta dari belakang tubuhmu
Memastikan kau ada di pelukanku
“Mau apa sih??” tanya sang gadis
Hanya ingin menghirup aroma wangi tubuhmu
Menciumi tengkuk dan pundakmu
Merasakan surga di dirimu
Merangkul mu dengan kedua tanganku
Memastikan kau aman dalam pelukku
Namun tak membuat mu merasa sesak
Hanya ingin membuat mu nyaman dalam dekapan
“Gombal.” remeh si gadis
Terserah kau anggap apa kata-kata ini
Ini bukan rayuan gombal
Hanya sebuah kata dari hati untukmu
“Pasti ada maunya.” tuduh sang gadis
Mau ku hanya kamu
Ingin ku hanya kamu selalu ada di sisi ku
Menemani langkah kakiku
Berjalan beriringan di atas bumi ini, bersama
Melukis kisah kita berdua
“Akan kau pikirkan.” timbang si gadis
Pikirkanlah dengan matang
Ku tunggu kepastian darimu, sampai kapanpun
Tak perlu terburu-buru
Karena aku tak ingin memaksa mu
“Kalau aku tak mau??” goda si gadis dengan senyum terlukis
Matilah aku….
Penyair Gila
Malang, 12 Maret 2018
0 Komentar