Doa Penghujang Malam

(Sismaku)

Doa Penghujung Malam

Keanpa jalanku begitu sulit Tuhan
Aku selalu terjatuh dalam lembah kesulitan
Sendiri, sendiri, dan terus sendirian
Aku seperti dibuang oleh semua orang
Saat hidupku penuh masalah
Saat langkahku kaku di tanah
Tak dipedulikan, sekan aku hilang dalam fikiran mereka

Aku hampir mencapi batas
Kepalaku terasa pecah berantakan
Bahkan aku merasa telah musnah
Hidupku terasa dalam kehancuran

Tuhan, di keputusasaan ini aku menyebut nama-Mu
Aku tetap percaya akan kekuasaan-Mu
Meski semua meningggalkanku
Aku yakin Engkau bersamaku

Walau hatiku penuh dengan luka
Walau tubuhku lemas tak berdaya
Bibirku akan tetap bisa
Dan akan selalu bisa menyebut nama-Mu

Tuhan, kukembalikan diriku pada-Mu
Ku pasrahkan kehidupanku pada-Mu
Aku berserah sepenuhnya kepada-Mu
Uantuk baik, dan buruk ku



Hijarah Pemikiran

Hijrah pemikiran
Menuju suatu kebaikan
Meninggalkan kebatilan masa lalu
Berharap indahnya masa depan
Membaur pada yang putih
Menyambut datangnya kematian
Atau sebuah keabadian
Aku tak tau hakikat sebenarnya

Seperti halnya pelawak tak bertuan
Menghibur dalam kekosongan
Hakikat keabadian berbanding terbalik dengan penciptaan
Yang harus berakhir dengan datangnya kematian

Terpendam setiap masa
Untuk sebuah pengharapan
Bagi semua yang diwajibkan
Menaruh muka dibawah kaki-Nya



Dalam Renungku

Aku terdiam
Memandang bagai orang bijak
Mencoba memcahkan masalah
Berdiam mencari jawaban

Dalam lamunan
Ada sebuah sajak yang ku temukan
Beribu sinar yang ku temuakn
Dalam hidup yang samar

Aku terganggu
Dengan suara bising di telingaku
Memecah amarah yang membeku
Mengharuskan diriku murka melawan waktu

Aku merindu
Merindukan dia yang jauh
Inginku memeluknya tanpa sekat
Tapi sayang dia bukan milikku

Inginku berteriak
Hingga parau suara dalam ku
Hingga nafas memburu dalam dada
Untuk ungkapkan sebuah rasa
Aku tak menyerah
Tak akan pernah menyerah
Tak ingin pernah menyerah
Dalam kehidupan yang penuh ancaman

Jeritku Ditengah Malam

Berjalan melintasi langit tanpa rembulan
Tidur tanpa alas berteman penderitaan
Berselimut awan dan berjuta bintang
Untuk lebih dekat dengan alam

Benak terusik sebuah rasa
Rasa kelaparan yang menusuk otak
Aku kelaparan
Mereka kelaparan
Para gembel berteriak kelaparan

Menengadah tangan untuk meminta
Hati berucap seribu doa
Keyakinan tak luntur oleh goda
Agar esok yang lebih baik, akan datang

Harapan tak pernah putus dari anggan
Hidup tak akan mati sebelum masa
Terus lantunkan doa, sampai nyawa meninggalkan raga
Harapan gembel teraniyaya
Agar Tuhan mendengar jerit mereka
Agar esok lebih baik dari sekarang



Sapi Prahan

Sapi perahan
Di dekati pengembala
Diperas susunaya
Diambil dagingnya
Tak peduli dengan jeritnya
Tak peduli kesakitan si sapi
Walau si sapi menjerit keras

Diseret tanpa ampun
Dicekoki dengan makanan
Agar si sapi sadar
Si sapi punya hutang

Si sapi dipecundangi
Oleh serigala berkal licik
Dicambuk si pemilik, yang picik dan memikirkan diri sendiri
Tak peduli dengan sapi yang tak punya daging lagi

Si sapi kini mati
Bukan karena tercekik tali, atau karena tajamnya belati
Karena tekanan si sapi mati
Oh kasihan sekali, melihat si sapi mati ditenggah padang ilalang
Dan tak ada yang peduli

Posting Komentar

0 Komentar