TERINGAT SEBUAH CERITA
(Kak Cantik)
Jika ku lihat apa yang sedang terjadi di negeri ini aku teringat sebuah cerita fabel tentang katak-katak yang tidak puas kepada pemimpinnya. Setelah itu derdoa kepada dewa supaya pemimpinnya diganti. Lalu terkabul lah permohonan mereka sang pemimpin katak tertimpa batang kayu mati. Sejak saat itu batang kayu lah yang dianggap sebagai pemimpin mereka. tapi lama kelamaan mereka sadar batang kayu tidak bisa apa-apa, setiap hari hanya diam dan tak berbuat apa-apa. lalu mereka mencoba untuk meminta kembali kepada dewa agar batang kayu digantikan oleh pemimpin yang lebih kuat dan bisa bergerak. dan seketiak batang kayu di sambar oleh petir. sesudah itu ada sekor gagak berdiri didekat para katak. para katak menganggap bahwa itu pemimpin yang dikirim oleh dewa untuk mereka. tapi yang terjadi malah para katak di mangsa oleh sang gagak, dan tak menyisakan seekor katak pun di danau.
Jika ku lihat apa yang sedang terjadi di negeri ini aku teringat sebuah cerita fabel tentang katak-katak yang tidak puas kepada pemimpinnya. Setelah itu derdoa kepada dewa supaya pemimpinnya diganti. Lalu terkabul lah permohonan mereka sang pemimpin katak tertimpa batang kayu mati. Sejak saat itu batang kayu lah yang dianggap sebagai pemimpin mereka. tapi lama kelamaan mereka sadar batang kayu tidak bisa apa-apa, setiap hari hanya diam dan tak berbuat apa-apa. lalu mereka mencoba untuk meminta kembali kepada dewa agar batang kayu digantikan oleh pemimpin yang lebih kuat dan bisa bergerak. dan seketiak batang kayu di sambar oleh petir. sesudah itu ada sekor gagak berdiri didekat para katak. para katak menganggap bahwa itu pemimpin yang dikirim oleh dewa untuk mereka. tapi yang terjadi malah para katak di mangsa oleh sang gagak, dan tak menyisakan seekor katak pun di danau.
Semuanya
berkata bisa menjadi pemimpin yang baik, tapi nyatanya mewujudkannya memnag
susah. Terlalu banyak masalah di negeri ini, yang harus dipecahkan oleh satu
kepala saja. Jika satu kepala ini membuat keputusan yang salah, semua seolah
menghantamakan tombak caci maki pada pemimpin negeri. Tapi tak pernah tau
persisi apa yang sedang terjadi dalam pememerintahan. Hanya hujatan dan makian,
yang keluar dari mulut mereka, tapi semua hanya seperti omong kosong ocehan
burung. Dan itu dilakukan semua oarang tanpa terkecuali.
Mungkin karena sekarang
jaman serba instan, dari mulai mie hingga informasi. Semua ingin melihat
perubahan secara instan, tak cocok sedikit langsung ganti, tak sesuai dengan
harapannya lekas pergi dari tempat. Bagi kalian yang berfikir seperti itu, satu
kata buat kalian 'bodoh'. Semua butuh proses, ada tahap-tahap yang harus
dilakukan, dan kalian tidak bisa meramalkan masa depan secara pasti. Lalu apa
hak kalian berucap tanpa difikirkan dulu?.
0 Komentar