(Darul Muhajirin)
Al
Qur’an adalah sebuah tuntunan bagi setiap unsur kehidupan. Mulai dari mengatur
hubungan dengan Allah, sebagai mahluk dan Khalik, serta hubungan dengan sesama
manusia. Mulai dari urusan keluarga sampai pemerintahan, semua sudah diatur
dalam ayat-ayat Al Qur’an. Dari maslah sejarah hingga masalah politik, semua
dibahas dalam Al Qur’an. Tak ada satupun yang luput dari pembahasan Al Qur’an.
Demkian
pula dengan hal sosial politik sudah ada dalam pembahasan Al-Qur’an. Bahkan Al
Qur’an suadah membahas dari mulai membentuk dan menjalankan sebuah negara
dengan dasar mewujudkan segala keinginan serta tujuan dari semua orang tanpa
melukai orang lain. Al Qur’an juga menjadi dasar membangun hubungan yang baik serta saling menguntungkan
bagi setiap orang yang terlibat dalam sebuah usaha membangun kehidupan yang
baik. Maka dari itu layaklah Al Qur’an menjadi sebuah rujukan untuk membangun
negeri ini atas dasar kehidupan sosial dan politik yang baik dan bermartabat.
Allah
berfirman dalam surat Ash Saf : 4.
“Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang dalam barisan berperang dijalannya dalam suatu
bangunan yang kokoh barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang kokoh”.
Ayat
ini menerangkan tentang sebuah persatuan diantara kaum muslimin untuk mencapai
sebuah kemenangan atau kejayaan. Allah memerintahkan untuk bersatu dalam sebuah
perjuangan untuk mencapai sebuah hal yang diinginkan. Dan Allah menginginkan adanya
interaksi sosial yangg kelak akan menjadi suatu kekuatan bagi umat islam. Karen
persatuan dapat membangkitkan semangat serta mengobarkan api perjuangan pada
setiap orang yang bergabung dalam sebuah kelompok.
Coba
kita lihat kembali sejarah yang telah terjadi kepada bangsa Indonesia saat
dikuasai oleh Belanda dan Jepang. Kesengsaraan dan penderitaan dialami bangsa
ini, telah membangkikan semangat untuk berjuang bersama dalam kesatuan. Jika
kita tengok lagi kebelakang para rakyat berjuang tapi dalam sekala kecil
terbatas oleh daerah. Tapi setelah supah pemuda seluruh rakyat bersatu demi
membela kepentingan bersama untuk mengakhiri penderitaan dan penindasan
terhadap rakyat. Semua berawal dari persatuan dan menghasilkan kemerdekaan yang
selama ini menjadi impian dan tujuan bangsa Indonesia untuk berdaualt dan
berdiri sendiri menjadi sebuah Negara mandiri.
Dari
sejarah kemerdekaan bangsa ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwah surat As
Saf ayat 4 mempunyai arti besar dalam membentuk sebuah negara. Persatuan sangat
di dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujian yang di inginkan. Selaras dengan
bunyi pribahasa “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” yang mengajarkan
kerjasama. Persatuan dan kesatuan dibutuhkan untuk mewujudkan sebuah impian dan
keinginan bersama. Dan impian dari setiap negar adalah membuat rakyatnya merasa
aman dan nyaman hidup dalam wilayahnya.
Dengan
memberikan rasa aman dan nyaman kepada setiap warga Negara, akan menjadikan
sebuah bangsa menjadi bangsa yang bahagia. Tidak kekurangan suatu apapun dalam
menjalani kehidupan, sebagi mahluk individu ataupun mahluk sosial. Semua
kebutuhan bisa terpenuhi oleh semua individu tanpa melukai serta berprilaku
curang kepada orang lain. Menghargai dan menghormati setiap perbedaan yang ada
dalam keberagaman bangsa, dan tidak saling menjatuhkan serta menghina antara
satu dengan yang lain. Karena yang dibutuhkan adalah persartuan yang kokoh
serta salaing mendukung satu sama lain.
Semua
itu dibutuhkan untuk membangun negara yang tak akan cerai berai walau diserang
dari pihak luar maupun dari dalam bangsa ini sendiri. Membangun kehidupan
sosial yang baik serta dengan kerukunan antar suku, ras, dan agama. Tidak ada
pertentangan antar kelompok yang akan menimbulkan gesekan dan kofilk sosial.
Karean pada hakikatnya tujuan dari nagara ini hanyalah inigin mebuat rasa
nyaman bagi setiap penduduknya.
Oleh
sebab itu rasa cinta tanah air dan memiliki bangsa ini harus ditumbuhkan pada
setiap warga negara. Setiap orang harus tau bahwa yang berkausa di negeri ini
adalah rakyat, dan rakyatlah yang memiliki kedaulatan penuh bagi setiap
keputusan. Semua keputusan yang menyangkut rakyat harus diambil sesuai dengan
keadaan rakyat. Yang intinya rakyat harus turut difikirkan ketika mengambil
keputusan untuk membangun negara ini. Bukan berarti meminta pendapat kepada
rakyat atas keputusan yang diambil, tapi lebih mempertimbangkan ketentraman
rakyat dalam mengambil keputusan.
Memang
selalu ada perselisihan jika mengambil keputusan dalm negri ini, dan tidak
menutup kemungkinan semua inisiatif itu hanya untuk kebaikan rakyat. Tapi bukan
berarti setiap pendapat harus diterapkan dan dicoba untuk memakmurkan negeri
ini. Setiap pendapat boleh dilontarkan, tapi hanya satu yang terbaik yang akan
dipakai untuk mengatur negeri. Dan jika sebuah pendapat tidak diwujudkan bukan
bearti pendapat itu dianggap tudak penting, serta tidak berguna. Bangsa ini
memang menganut faham demokrasi, dan siapapun boleh mengungkapkan pendapatnya. Tetapi
bukan berarti setiap pendapat harus diterima dan dilaksanakan. Ada pendapat
yang kadang-kadang bertentangan dengan kondisi yang dialami rakyat serta tidak
cocok diterapkan. Maka dari itu pendapat yang cocok dengan keadaan serta
situasi yang berjalanlah, yang diambil untuk membangun negeri.
Pastilah
seseorang yang pendapatnya tidak dihargai merasa kecewa, tapi buakn berarti
dirinya tidak berguna. Mungkin lain kali pendapatnya akan diteriama dan
digunakan untuk membangun negeri ini. Maka teruslah menyumbangkan
pemikiran-pemikiran untuk negeri ini, agar tercapai yang namanya kesejahteraan
bagi seluruh rakyat. Bukan malah mundur dan tidak ikut campur lagi dalam
masalah pemerintahan, hanya karena pendapatnya tidak dihargai.
Rakyat
tetap memerlukan sumbangsi pemikiran dari seluruh orang yang mampu dan mahir
dalam menhatur pemerintahan. Seperti dalam hadis dikatakan “Jangan memberikan
tanggung jawab kepada orang yang tidak menguasai bidang tersebut, jika tidak
maka tunggulah kehancurannya”. Ini menjelaskan tentang sebuah tanggung jawab
harus diberikan kepada mereka yang ahli dalam sebuah bidanag. Bukan hanya
karena ingin berkuasa lalu memikul tanggung jawab yang bukan keahliannya. Semua
suadah ada bagian-bagianya tersendiri, serta tidaklah benar jika memilih
sembarang orang untuk menempati posisi yang bukan semestinya.
Maka
dari itu ketika Nagasaki dan Hirosima di bom oleh sekutu, Kaisar Jepang mencari
para guru untuk memulihkaan negaranya. Kaisar Jepang lebih memilih memberikan
tanggung jawab kepada para guru karena mengharapkan keahlian dari mereka untuk
memulihkan keadaan negara. Mereka dianggap lebih mampu karena mempunyai
kemampuan dan bisa menerapkan keahliannya dalam membangun negara. Kaisar Jepang
tau akan keadaan dan mengambil keputusan yang tepat, deengan menyerahkan
tanggung jawab kepada orang yang tepat.
Saya
juga teringat dengan kisah Abu Darr yang iri dengan para sahabat Rosul yang
lain yang mendapat jabatan dan kekuasan di daerah yang telah ditaklukan. Laulu
Abu Darr mencoba meminta tanggung jawab atas sebua daerah kepada Rosul. Tapi
rosul menolak permintaan Abu Darr dan menjelaskan tenetng kelemahannya jika
menjadi seorang pemimpin, dengan cara yang halus. Rosul mejelaskan seorang
pemimpin harus mempunyai hati yang teguh dan tidak gampang terpengaruh oleh
orang lain. Sedang Abu Darr sendiri lemah hatinya, sebab ia masih terpengaruh
dengan orang lain. Dan orang-orang dengan kelemahan hati seperti Abu Darr tidak
dapat mengambil keputusan sendiri jika menghadapi sebuah permasalahan. Maka
dari itu Rosul tidak memberikan tanggung jawaab sebagi pemimpin kepada Abu Darr
dan lebih memilih orang lain untuk diberikan tanggung jawab.
Dari
kedua kisah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seorang yang tidak
mempunyai kemampuan tidaklah patut untuk diberikan sebuah tanggung jawab atas
hal. Bukan karena tidak percaya tau benci terhadap seseorang yang ingin
mendapat kepercayaan untuk membangun bangsa. Tapi keahlian dan kemapuan juga
penting dalam mengatasi sebuah masalah. Sebab yang dibutuhkan adalah solusi
yang tepat untuk memcahkan sebuah masalah, serta tidak menimbulkan maslah yang
lebih besar dikemudian hari.
Maka
dari itu pilihlah seorang yang tepat untuk mengatasi sebuah masalah, agar tidak
menimbulkan yang lebih rumit lagi. Seperti yang bangsa ini hadapi sekarang,
dengan masalah demi maslah yang muncul tiada henti seperti jamur dimusim
peghujan. Terus berkembang dan menjadi seprti benang kusut yang tidak ketemu
titik pangkalnya. Mungkin karena rakyat salah memilih orang untuk bertangungjawab
mengatasi masalah yang menimpa negeri ini. Atau mungkin orang yang memiliki
keahlian tidak pernah dipandang dalam mengatasi masalah negeri ini. Jadi otak
mereka tetap utuh dengan segala pemikiran yang tidak pernah dikeluarkan untuk
membangun negera. Yang banyak hanya orang yang haus akan kekuasaan dan materi,
sehingga tak pernah ada pemikiran yang baik keluar dari mulut mereka. Yang ada
hanya keegoisan dan keras kepala yang semakin menyengsarakan rakyat bangsa ini,
karena keputusan yang salah diambil tanpa pemikiran yang matang serta tidak
ahli dalam bidangnya.
Atau
pada dasarnya kita salah memilih oarang untuk menjadi pemimpin bagi bangsa
Indonesia. Makanya semua sistem yang dijalankan dalam pemerintahan menjadi
salah kaprah dan tak bisa dipercaya oleh rakyat. Dengan berbagai kasus yang
terjadi di negwri ini, seharusnya kita mulai berfikir, sudah benarkah keputusan
kita sebagi rakyat saat memilih orang-orang duduk dijajaran sebagai wakil
rakyat. Kesimpulannya adalah apakah kita sebagai rakyat sudah menggunakan hak
kita sebagi rakyat dengan benar.
Saya
mempunyai sebuah puisi yang munkin bisa mewakili suara hati saya sebagi rakyat
untuk para pemimpin itu.
Hai para pemimpin negri ini
Apakah kitab suci tidak cukup untuk
mengubah mu
Apakah harus dengan peluru kami
sumpah dirimu
Atau dengan pedang yang akan
menebas leher mu
Jika itu yang kau mau
Dan jika itu yang bisa membuat mu
sadar
Aku akan menodongkan pistol ku
Saat engkau tak sadar dan salah
Aku sudah siap dengan pedag
Untuk menebas leher mu yang hitam
Dan megakhiri kehidupan penuh noda
yang kau jalani
Aku tak takut akan hukum
Jika itu bisa mensejahtarkan tanah
air ku
Aku tak akan mundur
Walau beribu halangan di depan ku
Dan aku tak akan menyerah
Sebelum kemerdekan benar-benar
terwujudkan.
Apakah
bangsa Indonesia akan terus seperti ini?, dirundung kemalangan yang tak kunjung
berakahir. Mungkin karena pilihan kita yang salah, tapi sepertinya memang ada
permainan dalam memilih pemimpin negeri ini. Seperti semua sudah diatur oleh
pihak-pihak yang menginginkan Indonesia ini tidak bisa maju dalam pembangunan. Saya
mualai curiga ada permainan politik yang terjadi di anatar para politisi dan
pihak yang ingin mendapat keuntungan. Mungkin juga itu sudah menjadi rahasia
umum yang beredar di masyarakat kita, tapi tak pernah ada yang mau
mengungkapkannya karena takut dengan akibatnya.
Semua
seperti sudah terbeli dengan uang, kekuasaan, dan nama besar. Jika mereka sudah
mendapat apa yang mereka inginkan, maka kebenaran tak berarti lagi. Mungkin
inilah yang pernah diungkapkan mantan presiden Soeharto ada benarnya, “bahwa
huruf jawa itu selalu berakhiran O, tapi jika diberi imbuhan pangkon maka huruf
O-nya hilang”. Dan jika diartikan bahwa setiap orang akan mempertahankan
pendapatnya tanpa henti. Tapi jika sudah mendapat kedudukan atau di dudukkan
dalama bahsa jawa di pangku, maka
orang itu tidak berani berbicara lagi, atau menentang.
Mungkin
inilah yang disebut sejarah terulang kembali, setiap orang mengunakan kekuasaan
untuk kepentingan pribadi, tidak memperdulikan nasib orang lain,
menglompok-kelompokkan seseorang dari agama, ras, dan golongan. Semua seperti
taka da yang mengingat kebhinikaan yang dijadikan semboyan bagi bangsa
Indonesia. Semua seperti tak ingat akan tumpah darah para pahlawan yang merebut
bangsa ini dari bangsa lain. Tak pernah ada yang berfikir bahwa bangsa ini
dalam keadaan yang sangat kritis dan di ambang kehancuran.
Sebenarnya
Allah telah berfirman:
“Hai
orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rosul(Nya) dan ulil amri
diantara kamu. Kemudian jika berlainan tentang sesuatu, maka kembalilah ia
kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rosul (Sunahnya) jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya”.
Jika
diambil kesimpulan, ayat ini menerangkan tentang pemimpin yang sudah diutus
oleh Allah diantara kita. Allah memilih seseorang di antara kita, menjadi
seorang pemimpin untuk sebuah bangsa yang harus memenuhi tanggungjawabnya
sebagai pemimpin. Memimpin bangsanya untuk menuju kemakmuran yang diridoi oleh
Allah, sesuai dengan cita-cita bangsa tersebut. Bertanggungjawab di kemudian
hari ketika di hadapan Allah atas hasil kepemimpinannya dalam mengurus bangsa
yang dipimpin. Dan juga bertanggungjawab kepada rakyat atas hasil dari
kinerjanya membangun negeri.
Tanggungjawab
seorang pemimpin adalah membuat bangsanya menjadi bangsa yang makmur dan
sejahtera. Menegakkan keadilan bagi setiap orang yang berada di sebuah negara,
tanpa mempertimbangkan agama, suku, ras, dan kedudukannya. Karena setiap orang
mempunyai hak dan kewajiban yang sama di mata negara. Semua hanya berpaku pada
kesalahan dan kebenaran menurut aturan-aturan yang berlaku dalam negara.
Dan
pemimpin negara mempunyai hak untuk mengatur hukum-hukum yang berada di Negara
tersebut. Saya rasa tidak sulit untuk menegakkan keadialan untuk seorang yang
memegang tampu kekuasaan di negeri ini. Menghadiahkan para penghianat negara
hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, yang mengakibatkan rakyat kecil
kekurangan pangan. Mengambil yang bukan haknya tanpa peduli dengan perut orang
lain, yang dipedulikan hanya perutnya yang semakin buncit, tak muat ditahan
oleh celananya.
Mungkin
mereka tak sadar akan perbuatannya, sampai tak ingat berapa uang rakyat yang
sudah tertelan oleh tenggorokan mereka. Mereka baru sadar ketiak penjara suadah
membatasi langkah mereka berjalan-jalan. Atau mungkin mereka akan sadar ketika
sebilah pedang sudah ada di leher mereka masing-masing. Karena mungkin
Al-Qur’an sudah tak dipandang sebagi suatu yang sacral, ketika mereka
dihadapkan dengan sumpah. Hal itu sudah tidak berarti lagi bagi mereka, karena
apa yang diucapakan dan dirasakan sangat berbeda. Mereka sudah berani
membohongi hati mereka sendiri hanya untuk sebuah jabatan dan sejumlah uang.
Mungkinkah
Indonesi akan menjadi seperti ini selamya, ataukah akan ada perubahan dalam
tubuh bangsa ini?. Semua tergantung sang peemimpin-pemimpin bangsa ini, yang
kita tunggu keadilan dan keputusan yang membela rakyat. Menghilangkan keluh
kesah rakyat yang dirundung rasa ketidak adilan dan penderitaan, sebab ada
penghiant-penghianat bangsa yang memakan uang rakyat. Walau mereka dikatakan
manusia secara wujudnya, tapi tak demikian dengan hati mereka yang hitam dan
busuk.
Allah
berfirman:
“Dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan
mengajarkan amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa dimuka bumi, sebagai mana Dia telah menjadikan orang-orang sebulum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan menegukuhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam keadaan ketakutan
menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesuadah (janji)
itu, maka itulah orang-orang yang fasik.
Dari
ayat ini kita bisa belajar, bahwa selalu ada pemimpin yang diutus oleh Allah,
enatah itu di masa ini atau di masa lalu. Semua pemimpin suadah disesuaikan
dengan keadaan zaman dan kaum yang ia hadapi dalam kepemimpinannya. Pemimpin
yang baik adalah sseorang yang mampu mengerti dan menjadikan rakyatnaya sesuai
dengan apa yang disebut kebaikan. Memimpin seluruh rakyat menuju kebaikan dan
kesejahtraan tanpa ada ketidak adilan yang dirasakan lagi.
Seorang
pemimpin juga harus bisa menjadi contoh dan suri tauladan bagi rakyatnya
sendiri. Seperti yang selalu dicontohkan oleh baginda Rosullulha Muhammad. Menjadi
pengyaom bagi rakyatnya untuk merasakan keamanan dalam menjalani kehidupan
sebagai rakyat. Dan harus mempunyai wibawa yang mampu menyentuh hati para
rakyat tanpa ada kekerasan dan ketakutan yang dirasakan oleh rakyat. Agar mau
mematuhi hukum yang berlaku di dalam negeri tanpa merasa terpaksa oleh sebuah
aturan atau hanya memenuhi kebutuhan.
Atau
dari ayat diatas kita bisa mengambil pelajaran tentang kepemimpinan dari
pemimpin-pemimpin di masa lalu dalam hal mengatur negara atau rakyatnya. Mencontoh
keberhasilan dari pemimpin terdahuu, dalam mengatur negara dan menjadikan
pelajaran atas kegagalan diri pemimpin tersebut. Mengembangkan cara untuk
mengatasi masalah yang terjadi pada masa itu, agar kejadian serupa tidak dapat
menghancurkan Negara ini. Bahkan melalui pelajaran yang kita ambil dari para
pemimpin terdahulu kita dapat mengantisipasi hal-hal yang membahayakan bagi
kedaulatan bangsa.
Sebenarnya
banyak pelajaran yang bisa diambil dari kepemimpinan seseorang di masa lalu. Pelajaran-pelajaran
berharga yang bisa menyelamatkan sebuah bangsa dari bahaya-bahaya yang datang
dari luar dan dalam negeri. Mungkin malah bisa memajukan dan mensejahterakan
sebuah bangsa dengan belajar dari pemimpin-pemimpin di masa lalu. Mengambil
tauladan yang baik tanpa mencela dan menghina pemimpin-pemimpin terdahulu.
Tapi
seperti para pemimpin sekarang tak mau berkaca pada pemimpin-pemimpin
terdahulu. Karena ego masing-masing dari para pemimpi sekarng yang menjaga
gengsi dan tak mau mencontoh sikap dari kepemimpinan yang baik. Mereka lebih
mengutamakan pemikiran dan idiologi masing-masing tanpa mengerti kebutuha
rakyat. Dan rakyatlah yang kembali merasakan dampak dari ego dari para pemimpin-pemimpin
yang membuat keputusan tanpa berfikir lebih panjang.
Masalah
individualisme inilah yang membuat semakin rumit kehidupan bangsa Indonesia. Tanpa
memikirkan suara rakyat mereka merumuskan faham-faham yang tidak cocok dengan
keadaan rakyat Indonesia. Membuat semakin rumit maslah-masalah yang seharusnya
bisa diatasi dengan menyatukan pemikiran dari seluruh pendapat yang ada.
Mungkin ada beberapa pendapat yang digunakan, tapi hanya orang yang berada
dekat dengan para pemimpin itu yang paling meguasi jalannya pemerintahan. Tak
mempedulikan pendapat yang seharusnya bisa mengatasi masalah yang terjadi di
negara ini.
Munkin
karena itu negeri ini tidak bisa berkembang, dan terus menjadi bangsa yang
tidak dihargai bangsa lain. Tidak bisa mengembangkan potensi alam yang berada
di negri ini. Serta tidak bisa menjadi banga yang besar seperti dahulu, saat
pemimpin-pemimpin hebat berada di negeri ini. Negeri yang kaya akan potensi
luar biasa hanya bisa terkenang sebagai dongeng pengantar tidur anak-anak
kecil. Tanpa ada tindak lanjut sebagai langkah pembaruan dan perubahan bagi
bangsa ini.
Dan
mungkin dongeng itu akan terus menjadi dongeng tak berujung sebagi perwujudan
pembangunan. Dongeng yang akan terus turun-temurun di wariskan sebagai dongeng
kepada generasi selanjutnya. Serta terus akan diwariskan sebagai cerita
pengantar tidur bagi si kecil yang tak bisa terlelap di waktu malam.
Sekian
0 Komentar