MALIN KUNDANG VERSI ANAK PRADUGER



MALIN KUNDANG
VERSI

ANAK PRADUGER
(Sismaku)

Malin kundang                     : Dian A.M
Bunda Malin kundang         : Ita
Raja                                      : Ali M.
Putri                                      : Monik H.P
Malikat                                 : Dian A.M
Pocong Malin kundang        : Ali M.
Narator                                 : S. Mahmubah
           Al-kisah,diceritakan sebuah kisah yang sudah umum diceritakan waktu kita kecil, tentang seorang yang pergi meninggalkan ibunya untuk pergi berlayar demi memenuhi cita-citanya. Lama dia menunggu untuk bisa mewujudkan cita-citanya, hari demi hari dia lalui untuk menunggu saat yang dia impikan. Setelah dia merasa cukup umur untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, dia pun meminta ijin kepada ibunya untuk pergi mengejar cita-citanya. Karena dia terlalu keras kepala, jadi walau ibunya tidak menyetujui tentang keinginannya, dia tetap nekat untuk mengejar cita-citanya itu.
Malin : Bunda aku ingin pergi merantau, aku ingin pergi berlayar kesamudra lepas untuk mencari uang.
Bunda Malin : Nanti bunda sama siapa Malin?
Malin : Tapi aku mau pergi untuk mencari uang, untuk masa depanku bunda
Bunda Malin : Baiklah jika kamu memaksa bunda ijinkan, tapi cepat kembali ya nak.

Malin : Baik bunda, Malin mohon pamit.
Setelah berpamitan dengan bundanya, Malin pun meninggalkan rumah dengan perbekalan yang seadanya. Ia berangkat dengan harapan dapat mewujudkan apa yang dia inginkan. Bertahun-berlayar di lautan, dan bertarung dengan ganasnya ombak lautan serta semua kehidupan kelam di lautan. Dan beberapa tahun kemudian, Malin Kundang sudah menjadi sukses. Dia menjadi kepala perompak kapal yang sangat ditakuti di seluruh lautan.
Suatu hari dia ingin menguasai kerajaan yang makmur di sebuah daerah, serta ingin mempersunting putri dari kerajaan tersebut. Setelah sampai di kerajan tersebut, Malin Kundang beserta para pasukannya langsung menyerbu kerajaan tersebut dengan kekuatan penuh. Sebelum menyerang ke kerajaan tersebut, Malin mengirimkan ultimatum kepada raja, untuk menyerahkan kerajaannya pada Malin Kundang. Tapi karena raja ingin mempertahankan kerajaannya, maka ia melakukan perlawanan terhadap pasukan Malin Kundang. Pertarungan pun tidak dapat dihindarkan lagi, darah pun tumpah membanjiri kerajaan. Semua wanita tenggelam dalam kesedihan, dan sang putri ingin keluar dari kerajaan untuk menyelamatkan diri. Tapi sang putri terlambat, pasukan sang raja sudah kalah, raja pun takluk kepada Malin Kundang.
Malin : Hai raja sekarang pasukan mu sudah kalah, saatnya engkau menyerah dan serahkan kerajaan serta anakmu pada ku, atau kamu mau ku bunuh?.(sambil mengacungkan senjata ke dada raja)
Raja : Baiklah, aku menyerah. Tapi tolong jangan bunuh aku.
Malin : Aaaaah!!! Tidak, aku akan membunuh mu supaya kau tidak membalas dendam.
Putri : Tolong jangan bunuh ayahanda ku tuan.(memohon kepada Malin)
Malin : Ah tidak, aku hanya mau kamu bukan bapak mu.
Putri : Tapi saya tidak akan ada jika ayah saya tidak ada.
Malin : emmmm… benarkah itu????(bertanya kepada raja)
Raja : be.. benar.”ini perampok pinter apa engak sih? itu kan dulu, kalau sekarang aku mati juga gak ada hubungannya sama anak ku yang mau nikah sama dia.” Ungkap Raja dalam hati
Malin : Tidak!!!!, aku akan tetap membunuh mu.
Putri : Jangan!!! Jika kamu mau membunuh ayah ku, aku tidak akan mau menikah dengan mu!!.
Malin : Bagaimana ini raja masak dia gak mau menikahi ku yang ganteng ini?
Raja   : Begini saja tuan berikan mahar yang dia inginkan saja.
Malin : Oh baiklah, bagai mana Putri, Kau ingin apa sebagai maharmu?
Putri : Aku ingin kehidupan bagi ayah ku.
Malin : ( menundukan kepala ) emm!! Baiklah aku akan menurutinya.
Tujuan Malin Kundang pun tercapai untuk merebut kerajaan dan mempersunting anak dari sang raja. Tetapi dia tidak membunuh sang raja karena permintaan sang putri, sebagai maharnya. Setelah pernikahan Malin Kundang dan sang putri, tiba-tiba ibu Malin datang menemui Malin Kundang dan sang Putri.
Bunda Malin : Anak ku Malin Kundang, bagimana kabarmu???
Putri : Siapa ini kakanda?, kenapa dia memangilmu “anak ku”?
Malin : Aku tidak tau adinda. Hai kamu nenek tua siapa kamu?, aku tidak menggenal mu.
Bunda Malin :aku ibumu nak….
Malin : Tidak mungkin kau ibu ku, ngaca donk, udah jelek, item, hidup lagi, nggak mungkin kamu ibu ku.
Bunda Malin : Benar nak, aku ini ibu mu
Malin : Tidak!!! Sekarang kamu pergi!, sebelum aku membunuh mu. (mendorong ibunya ke tanah) pengawal usir perempuan tua ini dan jangan biarkan dia kembali!!!!

Setelah beberapa lama berselang, tanpa di sadari oleh Malin, Raja menyusun rencana untuk membunuh Malin Kundang. Saat Malin Kundang sedang sendiri di kamarnya, tiba-tiba Raja masuk dan langsung menancapkan belati ke dada Malin Kundang. Setelah memastikan menanutnya mati dia pun meninggalkan kamar dan pergi entah kemana agar tak diketahui orang lain.
Setelah jenazah Malin Kundang dikuburkan, beberapa saat kemudian para malikat datang menemui pocong Malin Kundang untuk menjalankan tugasnya. Suara petir mengelegar saat kedatangan para malaikat, bumi bergoyang hingga mayat Malin Kundang terbangun kembali.
Malaikat : Hai pocong siapa Tuhan mu?
Pocong : eeeee……. Tuhan itu apa pak malaikat???
Malaikat : Salah!!!!
Seketika gada malaikat menghantam pocong, dan akibatnya dia jatuh terpelanting.
Malaikat : Hai pocong apa agama mu?
Pocong : Agama itu makanan apa pak malaikat?
Malaikat : Salah lagi!!
Gada pun kembali menghantam pocong Malin Kundang.
Malikat : Di mana kiblat mu?
Pocong : Itu daerah mana ya????
Malaikat : Bodah kamu!!!
Kembali gada menghantam dia.
Malikat : Pertanyaan terakhir, jika ini salah lagi tidak ada ampun lagi bagi kamu!. Siapa saudara kamu?
Pocong : Mat haris, Mat ribut, Junet, Dodik, benerkan pak malikat?
Malikat : Sudah karena kamu salah terus, maka kamu akan disiksa sampai hari kiamat nanti.
Sejak saat itu pocong Malin Kundang pun disiksa sampai akhir zaman oleh para malaikat dalam kuburnya.
TAMAT
 Jember, 9 Maret 2014

Posting Komentar

0 Komentar