Melodi Hati Penyair Gila (masih dalam kewarasan)

Individualisme Ku
Aku
Seorang individualis tanpa nama
Berdiri di tebing memandang langit
Tak peduli akan maut di depan
Saat waktu berjalan
Aku mengepalkan tangan
Melawan semua ketidak adilan
Walau yang ku dapat hanya sampah dan sisa-sisa kehidupan
Terbuang dari dalam kemewahan
Beribu luka beratus jahitan
Di daerah pembuangan dengan penuh rasa kepedihan
Aku yang tak berdaya
Dipaksa bertahan

Wanita Suciku
Dia yang tak pernah lepas mendoakan ku
Dia yang selalu yakin akan diriku
Dia yang kadang hatinya ku sakiti
Dia yang kadang meneteskan air mata karena ku

Puisi ini teruntuk dirimu
Wanita yang selalu percaya akan keinginanku
Dirimu yang tak pernah lelah menghadapi ku
Padamu kepala ini ku tundukkan

Maaf jika ku buat sakit hatimu
Dengan keras kepala, ku paksakan inginku
 Tak peduli pada perasaanmu
Atau peduli dengan yang lain

Kadang dalam rantau, ku rindu dirimu
Kadang ku rindu akan masakanmu
Kadang ku rindu…
Kadang ku rindu…

Maaf, masih tak bisa ku bawa hasilku
Maaf, aku masih merepotkanmu
Maaf, aku masih tak ada gunanya
Dan maaf, diriku masih seprti dulu
Rayuan pada Tuhanku
Ku rayu Tuhan
Untuk mengampuni semua dosa
Tapi Tuhan tak menjawab
Tak pernah mau menjawab
Aku anggap Tuhan telah tuli
Tapi doa ku terus terjawab

Apa rayu ku kurang sempurna
Atau rayu ku tak begitu indah
Sepertinya aku harus belajar sastra
Agar indah ku menyusun kata
Agar Tuhan bisa ku rayu dengan sempurna

Aku tak bisa merayu Tuahn
Mungkinkah Tuhan lebih dari yang ku bayangkan
Mungkinkah Tuhan sastrawan hebat tak terkalahkan
Yang mempunyai karakteristik dalam berbahasa

Aku ingin menemui-Nya
Walau hanya sekali saja
Untuk ku ungkapkan sebuah cerita
Tentang kehidupan yang dibuat-Nya
Kehidupan yang penuh dengan duka
Kehidupan yang penuh dengan tipu daya
Kehidupan perenggut kepercayaan
Itulah kehidupan, dan aku berada di dalamnya
Kisah Sebuah Botol
Tutup botol hilang
Sang botol pun terpenuhi udara
Kosong tanpa isi
Tak tentu warna dan rupa
Hilang pula penjaganya
Dari dingin udara malam
Mungkin ia masuk angin
Tabungnya kembung tanpa isi

Botol berdiri sendiri
Tak ada yang menemani
Tak ada yang bisa diajak bicara
Mungkin juga tak ada yang mendengarnya

Suara botol tak terdengar
Padahal indah nian suaranya
Karena tidak dianggap penting
Hilanglah botol dari kehidupan
Botol diremehkan, disepelekan, bahkan dibuang
Tapi botol tetap tenang
Ia tetap pada satu tujuan
Mencari tutupnya yang hilang
Biar Diriku Bermimpi
Bantal tidurku yang empuk
Kasur tidurku yang lapuk
Beri air sedikit untuk ku teguk
Pengantar mimpi indah di malam ini

Biar sepuasnya orang menghina mu  di siang hari
Biar mereka mencaci mu tanpa rasa malu
Biar, biar, biarkanlah...
Yang terpenting kau tidur nyenyak malam ini

Tak kan ada yang mengganggu mu dalam mimpi
Walau siang, mengacungkan tombak kematian di leher ini
Walau banyak orang, bergantian mengkhianati mu tanpa henti
Walau kepalsuan terus kau dapat setiap hari
Semua tak masalah jika engkau telah bermimpi
Karena tak ada orang yang bisa menghalangi mimpi
Tak ada mesin  pengatur mimpi
Itu  karya imajinatif seorang diri
Bukan sebuah hal untuk dijadikan bahan obserfasi

Jika kenyataan tak pernah mendukung mu
Beralih lah dalam dunia mimpi
Jika seluruh dunia mengkhianati mu
Beralih lah dalam dunia mimpi
Jika kau tak mendapatkan keadilan pada diri
Beralih lah dalam dunia mimpi
Ambil bantal dan tata lah kasur mu
Berbaring lah yang rapi, dan mulailah bermimpi
Jika kau ingin mewujudkan mimpi
Keluarkan mimpi dari alam bawah sadar diri
Temukan kebahagiaan mu sendiri!!!
Kemurkaanku
Dirundung tangis setiap malam
Seorang ibu memikirkan anaknya
Anak yang selalu dijaga
Dari siang menjelang malam

Tapi penguasa alam telah berkehendak
Ketentuan tak bisa diubah pula
Yang sudah digariskan tak dapat dihapuskan
Tinggallah tangis di setiap mata

Ibupun mengkhayal kenangan
Saat sang anak berlari-larian
Riang gembira bersama teman-teman
Ketika alam belum di gulung rata

Ini salah siapa...
Apakah karena satu orang semua terjadi
Kenapa yang tak berdosa ikut pergi
Seperti semua bersalah menurut mata ini
Hanya ratap yang tersisa, di lapang kesedihan

Semua tak terkira
Semua tanpa pengumuman
Tak ada kesiapan
Semua terjadi saat lelah menjelang
Kami pun tak berdaya, hanya berserah di atas doa
Tak Percaya Lagi
Kadang ada saat individualisme muncul
Ketika teman sekitar mu mengkhianati mu
Menusuk mu dari belakang
Lari meninggalkan mu tanpa kata
Seperti orang tak berdosa

Kadang ada saat individualisme muncul
Ketiak kepercayaan dikhianati
Ketika janji tak ditepati
Ketiak kau ditinggalkan sendiri
Ketika hidup hanya menyisakan sepi

Kadang ada saat individualisme muncul
Untuk hidup yang lebuh baik
Hidup yang lebih bermakna
Hidup yang tak akan dikhianati oleh dunia
Hidup yang akan terbebas dari utang

Aku mengutuk kalian yang tak menepati janji
Aku membenci kalian yang meninggalkan diri ini sendiri
Aku sakit hati dengan kalian yang bilang diriku merepotkan
Silakan hidup dengan kutukan ku
Silakan hidup dengan kemarahan ku
Silakan...,silakan...., silakan...
Buat dirimu nyaman dengan penderitaan yang ku berikan
Buat dirimu nyaman dengan apa yang kau tanam pada ku

Jika kepercayaan ku yang kau tanyakan
Aku sudah menghilangkannya
Ku hilangkan bersama luka yang kalian berikan
Ku hilangkan dengan air mata yang menetes tadi malam
Ku hilangkan dengan kutukan yang ku berikan
Hiduplah dengan kutukan ku
Seperti Itu Racunku
Janji tak semanis madu
Ku telan dengan racun buatan ku
Mungkin dengan begitu aku bisa hidup
Layaknya merpati putih itu

Semua orang boleh berbicara
Tapi tak tau kenyataannya
Mereka hanya seperti orang dungu
Yang sedang membaca buku
Tapi tak tau apa maksudnya

Orang bodoh terus berbicara
Tanpa maksud dan makna
Mereka berteriak seolah yang paling bisa
Tapi tak pernah ada yang nyata
Semua berkata, seolah dia yang lebih tau akan kehidupan
Tapi kehidupan tidak pernah datang kepadanya
Dia mengaku akan gampangnya mencari solusi
Sedang masalah tak pernah datang padanya

Siapa yang konyol
Aku yang menghadapi masalah dengan tenang
Atau mereka yang hanya duduk bersimpuh di hadapan Tuhan


Konyol sekali aku menganggap diri ini mampu
Sedang tak pernah ada bekal ku
Bukankah diri-Mu yang jadi semangat ku
Tapi tak kurasa ada di sisi ku

Sampailah Aku
Aku sampai di sini
Di mana ku turunkan ego, yang dulu ku junjung tinggi
Di mana ku pasrahkan jalan ini
Aku tau ini do'a yang terucap
Tapi kenapa jalan ini sungguh sulit dilalui
Ingin ku bersandar pada tembok batu yang keras itu
Tapi apa daya, dia jauh sulit tuk dikenali
Sesak  selalu yang ku rasa
Seperti tercekik tengkorak monster berkepala tiga
Tak kuat ku menyingkirkannya
Karena tangan ku terbelenggu tali kebingungan

Tolong biarkan aku bebas
Aku mohon dengan sangat
Aku tak kuasa lagi tuk menahannya
Aku ingin kebebasan, bukan kemunafikan
Tidaklah ku bosan tuk berjuang
Tapi harus sampai kapan ku tercekik

Pelajaran Hidup
Lebih mudah melihat masa lalu, dibanding  masa depan
Karena masa depan tak seindah yang kau bayangkan
Semua bisa berubah dengan cepat
Dengan satu sentuhan tanpa diduga-duga
Tak pernah ada pemberitahuan akan terjadinya masa depan
Semua bisa berubah seketika tanpa diduga-duga
Tapi jangan hancur karenanya
Sebab semua berubah jadi masa lalu
Salam manis untuk masa depan
Dan bahagia lah dengan masa lalu mu
Menajam Luka
Mustahil menerka sebuah hati manusia
Dalamnya tak terhingga, rasa timbul dari mata
Jangan coba menerkanya
 Atau kau  masuk lembah tak bertuan
Dan hati manusia itu panas
Lebih panas dari lahar gunung berapi tumpah
Air saja tak bisa mendinginkannya
Luka pun tak akan bisa hilang seketika
Kata Rabbani saja tak cukup mendinginkannya
Jika mulut hanya berucap, tapi hati masih menyala

Kesucian hati hanya omongan belaka
Hal aneh yang terus terucap
Tak ada kepastian dalam dunia
Hanya laksana kabut dalam gelap

Terbaring dalam sisi gelap kehidupan
Tertidur dalam kejahatan abadi dunia
Inilah sisi lorong kehidupan
Penuh dengan kegelapan dalam sinar cahaya terang

Bukan janji yang ku pinta
Tapi kenyataan yang benar adanya
Mungkin mereka merasa lebih bijak
Berdiam dan menilai dari satu sudut pandang
Merasa paling benar dengan matanya
Merasa sudah mulia bicaranya
Tingginya hati tak diukur oleh wacana
Hanya itu yang ku tau tentang dunia
Juwita
Sebelum panas menyentuh tubuh
Memberi hangat dari dinginnya malam
Rinduku terpecah akan tangisan
Berdiri rasa malas memancang

Mungkin karena kau, aku di sini
Mungkin karena pesona mu aku terpaku
Mungkin karena kau
Mungkin karena kau juwitaku

Serasa dunia sudah tak berarti
Serasa jawaban sudah ku temukan
Serasa kosong hati ku, telah hilang

Pesona indah terpancar darimu
Cantik mu mengalahkan ketegasan ku
Tawa mu memaku gerak ku
Cantik mu berbeda juwita
Dirimu sempurna

Lirih ku rangkai kata
Berat hati mengucap cerita
Namun umur waktu tak lama
Pergi dan hilang kesempatan
Hilang sudah sadar ku
Terucap sesal dalam dada
Semenjak Pagi
Semenjak pagi ku sibuk kan diriku dengan ocehan
Bicara tak jelas, namun keras kepala
Menginginkan segalanya, mengengam tangan sekuat mungkin
Siapa yang tak suka, ku teriaki sekencang mungkin

Anda boleh tertawa dengan kelakuan saya
Anda biasa mencacat apa saja dalam diri saya
Tapi anda tidak pernah ada dalam posisi saya
Tak tau bagaimana cara saya berfikir
Tak mengerti dari mana saya memandang

Ya…, tertawalah kalau itu memang lucu
Memaki, menghujat, memuji, atau sekedar memandang,
TERSERAH DIRIMU!!

Yang ku tau, semenjak pagi aku sudah di sini
Di balik rerimbunan hutan kegelapan
Di tengah samudera luas tak berarah

Itulah hidupku!!
Lalu apa hak mu???

Pentingkan dulu dirimu sendiri
Tatap pagi, siang dan senjamu sendiri
Jika kau terus mengurusi senja ku
Kapan kau lungkan waktu mengurus senja mu
Salam dariku, umtuk mu yang ingin tau senja ku….
Contoh Untuk Kalian
Berkata manis pada orang yang kurang
Buat syair untuk mereka yang terluka
Hibur mereka, yang dalam kedukaan

Hujat mereka yang tak tau diri
Cacat mereka yang tak tau malu
Permalukan mereka, bantai sampai habis
Bunuh rasa mereka, hancurkan pribadi mereka
Hingga urat malu mereka kembali tumbuh
Hingga mereka sadar bejatnya mereka
Hingga mereka sadar betapa rusaknya batin mereka

Pertanyaan untuk kalian pejuang negeri
Apa kalian akan menghukum diri kalian sendiri?
Jika kesalahan terletak di kepala kalian?
Jika tangan kalian berlumur dosa?
Jika karena kalian, ibu pertiwi menderita?
Apa jawaban kalian, ku tunggu di panggung tertinggi

Jika kemerdekaan masih berarti untuk kalian
Merdekakan setiap tuna dalam kehidupan
Jika harga diri masih kalian pegang
Hargai diri orang lain

Dunia ini bukan hanya untukmu
Dunia ini bukan hanya tentang mu
Dunia ini bukan kekuasaanmu
Dunia ini milik kita bersama
Aku Sudah Usai
Aku sudah selesai dengan waktu
Ucap ku pun tak mampu, menghentikan laju
Mungkin aku yang bersalah
Mencoba menghentikan dan bersembunyi

Hanya aku yang tau
Betapa tersiksanya kehidupan ku
Menanggung derita, makan simalakama
Berhadap dua pilihan sulit, dalam langkah

Baiklah, kuterima semuanya
Walau kau dan mereka tak percaya
Tak terima dengan ucap ku
Hanya tinggal hati sebagai tameng terakhir

Rindu bukan sebuah dosa
Cinta bukan hanya untuk di ucap
Bisa kau beri contoh namanya keadilan?
Semua terasa pahit jika harus berkorban

Apapun itu harus kau terima
Di mana  hanya sakit yang terasa
Pandang dari bukit tempat angin berhembus
Maka kau rasakan kenyataan
Jalan dan Jatuh Ku
Ku berdiri dan terjatuh
Membuat mu tertawa lepas tak tertahan
Berfikir, kau menang sekarang
Dan aku kalah dalam pertarungan
Tanpa pernah kau sadar
Lubang gelap sudah menanti mu di depan
Yang terbayang hanya jalan indah dalam khayalan

Camkan ini dalam hatimu
Pertarungan tak sesingkat seperti sangkamu
Pertarungan selalu ada dalam hidupmu
Walau sudah penat ragamu
Kau hanya tak tau
Di depanmu sudah ada bahaya menunggu



Bocah Penuh Luka

Beri aku nyawa untuk hidup
Beri aku rasa penyambung rindu
Aku diragukan
Aku teracuhkan

Saat bocah kecil terlepas dari pangkuan
Memaksa diri untuk hidup sendirian
Terbayang rumah dalam lamunan kala malam
Tapi kenyataan penuh luka pengkhianatan

Seribu musuh harus dihadapi
Dalam dunia ia hanya sendirian
Pejuang tangguh dalam hati
Dengan senjata keyakinan serta harapan
Berjuang mengepal tangan
Meninju setiap masalah

Tapi apa yang didapatinya
Dunia terlalu kejam dihadapi sendiri
Beribu luka terukir dalam hati
Ia telan pil pahit kesakitan
Terlalu pahit untuk bocah kecil ku yang malang

Tak ada jalan kembali
Tak ada waktu untuk pulang
Ia besar di tepian jalan
Merindu buai kasih sayang ayah bunda
Mengharap rumah yang dirindukan
Tapi ia hanya bisa menangis di akhir malam
”Ayah, bunda, maafkan aku yang tak bisa membahagiakan kalian” ucapnya putus asa
Pendapatku Tentang Cinta
Apa pendapatmu tentang cinta?
Sebuah hal yang bahagia
Sebuah rasa penuh suka
Harapan tanpa cacat
Mimpi yang jadi nyata

Pikirkan kembali sobat
Cinta hanyalah sampah sekarang
Memenuhi setiap sudut dunia, tak nyata
Sebuah alasan untuk pecahnya tangis dari seorang wanita kala malam
Tak nyata, dan  hanya kepalsuan dari dunia

Aaaaa!!!!
Hilangkan semunya Tuhan!
Hilangkan kata itu dari benak manusia
Kata untuk pemuas selakangan
Kata suci itu, tak pantas diucapakan kalian!!

Simpan hal itu dalam kotak
Bunag jauh hingga tak kau temukan
Jangan biarkan bibir kotor mu mengucap kesuciannya
Jangan ada lagi luka karena kata cinta

Sahabat ku
Ingat kah berapa hati yang kau hancurkan dengan kata itu
Mengiba dengan kata itu, hanya untuk dapat kenikmatan dunia
Kenikamatan fana yang sama dengan luka

Bagaimana mungkin sobat
Kau pungkiri cinta Tuhan yang begitu besar
Kau durhakai cinta ibu yang tulus suci
Kau khianati cinta putih kekasih hati

Jika cintamu tetap berkhianat
Cintamu tetap durhaka
Dan cinta itu memungkiri yang ada
Itu bukanlah cinta
Tapi perasaan yang lebih buruk dari kebencian
Perasaan kotor yang tak pantas hadir di dunia

Maka turuti nasehatku!
Lepaskan rasa itu darimu
Hiduplah tanpa rasa itu mulai sekarang
Jangan amabil apa yang tak pantas untukmu
Dan berdirilah seraya menatap matahari pagi
Raih ia dengan tanganmu, dan hiduplah selamanya
Keledai Bodoh Pulang
Keledai bodoh kembali ke rumah
Dicaci dan dimaki atas dirinya
Ia rasakan hal yang sama
Seperti rumah masa lalunya

Di rantau diperdaya, di rumah tak berdaya
Keledai bodoh hidup sendiri
Dalam pikir tertusuk beribu materi

Teriak serak tak terdengar
Air mata jadi kelemahan
Ia menyerah pada Tuhan
Tak berdaya pada kenyataan
Tersiksa dalam hati
 Tak mampu ungkap diri
Khayal pun jadi teman sejati

Hatinya sudah tersakiti
Beribu luka tak terhitung lagi
Dibasuh air mata suci
Dan luka pun semakin perih

Hidup itu sulit untuk dijalani
Harapan kadang jadi kepalsuan
Mungkin rumah tak ada artinya
Menyerah jadi jalan akhirnya
Lepas sudah keyakinan

Kelas Kosong Mahasiswa
Berdiri di kelas kosong
Angan menembus kertas bolong
Ku coba berikan nafas pada hidup ku
Ku coba hidup dengan nafasku

Terakhir ku lihat mereka
Sang kumpulan orang tak mengerti apa-apa
Ada yang menyibukkan diri dengan realita
Ada yang terpaku akan khayal

Cewek sok cantik pun ada
Melenggak-lenggok bak pragawati ternama
Tapi rupa tak bisa
Ya tau lah, bagaimana tak patutnya untuk dibicarakan
Ada yang sibuk dengan tugasnya
Sepertinya tak sempat kerjakan tadi malam
Mungkin karena bekerja
Bekerja ditempat becek penuh lendir berbau surga

Ada yang bergosip riang
Menekuni kata untuk menggunjing orang
Terkadang tertawa tak tertahan
Ketiak mengungkap kemaluan orang

Ada yang tidur dalam lamunan
Mungkin ia lupa cara tidur tadi malam
Sekarang jadi merah matanya
Menahan kantuk yang luar biasa
Ingin terlelap sekejap saja
Tapi aku seperti dekat denagn orang ini
Oh, ternyata aku sendiri
Tapi tak apa, jam kosong sedang dilangsungkan
Catatan Mahasiswa Kelaparan
Tuhan yang ku sembah
Tolong aku yang sedang dirundung masalah
Aku kelaparan Tuhan, ayah tak beri uang jajan
Teman ku lupa akan utangnya
Tak ada yang ingat dengan perut dari diriku yang malang

Aku bersumpah Tuhan
Jika aku kaya aku tak kan lupa hari ini pernah ada
Hari di mana sampah bisa ku makan
Dan air mentah menjadi pilihan
Tak kan ku biarkan orang lain merasakannya
Selama aku melihatnya

Tapi, jangan biarkan aku kaya Tuhan
Kekayaan hanya membuat orang jadi pelupa
Lupa akan kemaluan
Dan lupa akan cerita sedih di hari minggu

Biarkan ku cukup dengan pakaian
Tak mewah dan tak harus mahal
Hanya bisa cukup untuk ku makan
Agar teman ku yang berutang tak meminta
Agar aku tak kuat beranjak dari tempat tidur yang nyaman
Agar hidupku terus dirundung kesedihan
Tapi bahagia kan hatiku dengan senyuman, yang tulus serta tak beralasan

Hidup kelaparan!!!
Hidup utang!!
Selamat tinggal kemewahan
Bye… bye….
Rinduku
Pagi nan cerah bergulir
Membawa aroma kasturi untuk sebuah harapan
Tugas menumpuk di depan mata
Ku coba selesaikan dengan pacar setia
Menulis lagi dengan dia
Layar leptop yang ku cinta

Terhirup aroma yang ku rindukan
Aroma harum masakan bunda
Aroma lezat yang ingin ku santap
Dalam kelaparan pagi yang melanda

Ku kenali aroma ini
Ku merasa di rumah sendiri
Aroma masakan ibu yang menggugah hati
Merindu kampung halaman nan jauh di sana

Ingin ku pulang saja
Agar tak kelaparan perut ku tersayang
Tapi perjuangan ku belum usai sekarang
Ku belum usai dengan persoalan
Yang membelenggu di hidup jahanam
Bukan karena sebuah alasan
Aku muak dengan kehidupan
Kapan Kau Akan Merasa
Ular kepala dua
Meminjam uang kesana-kemari
Tak mau ditagih, tak ingin membayar
Tak merasa punya utang sebesar gunung himalaya

Hidupnya penuh dengan cacat
Tak sempurna disebut makhluk Tuhan
Bahkan iblis pun lebih baik dari pada mereka
Tak beradab dan tak punya rasa malu

Mulutnya penuh racun berbisa
Membunuh kawan maupun lawan
Mungkin juga anak-anaknya
Lebih jahat dari Rahwana

Kapan mereka akan sadar, aku tak tau
Kapan mereka akan bertobat, mungkin jika leher telah terikat
Karma akan datang dengan sendirinya
Tuhan tak pernah tidur jam segini
Jika aku beruntung aku akan bisa melihatnya

Melihat mereka dipukuli
Diarak tanpa ampun seperti pelacur murahan, dan mungkin akan ada yang berteriak, “bunuh mereka!!”
“Pisahkan kepala dan badannya!!, hancurkan kepalanya!”
Mungkin itu yang ku harapkan
Agar kesombongan tak ada dalam mulut mereka
Agar mereka sadar arti sebuah kebaikan
Karena Mu
Jika bukan karena mu, aku tak akan ke sini
Jika ini jalan hidup ku, aku akan sabar menjalani
Jika hidupku tak mampu berdiri, jangan salahkan aku
Jika kau hanya fiksi, khayal ku bisa menjangkau mu
Jika dunia penuh dengan omong kosong belaka, lalu apa arti diriku
Jika hanya kebohongan dalam janji, jangan utarakan sejak dulu
Biarakan aku bebas lepas
Tanpa ikatan, aku akan terbang menuju petang
Tinggalkan belenggu jika perlu
Walau terancam mati oleh waktu


Maafkan Ucapku
Jika berucap tak berguna, biarkan aku bernyanyi untukmu
Jika bernyanyi tak membuat mu bahagia, biar ku lukis keanggunan mu
Ku tak akan menyerah, walau seribu kali kau menolak ku
Karena dirimu berbeda, membuat hatiku jatuh cinta

Pergilah ke mana, menghindar lah sejauh yang kau bisa
Aku akan tetap bisa menemukan mu
Karena dunia terlalu kecil untuk tempat sembunyi mu

Ku akan bisa menemukan mu
Selalu akan bisa menemukan mu
Karena hatiku tak pernah jauh
Akan selalu ada di dekat ku

Dulu ku lukai mu
Dengan kata, ku hancurkan hatimu
Masa kelam ketika aku buta
Sekarang ku terima penyesalan

Tapi hati ini tetap sama
Mencintai dirimu, merindu setiap saat
Pasrah akan beribu keindahan
Termakan cinta kehidupan
Cemburu rindu dalam khayal, membungkam mulutku
Tak Pernah Pudar
Ku terus bermimpi
Mencintaimu dalam kenyataan
Berfikir kau adalah milikku
Sedang engkau bahagia di sana
Keyakinan ku tak goyah diterpa waktu
Cintaku tak padam dengan angin takdir
Meski cemburu kadang merasuk dalam tubuh
Membuat perih yang amat sangat
Menyerang setiap kala sepi merayap
Dalam diri seorang anak muda
Aku jadi begitu jatuh cinta
Sampai melepasnya pun tak bisa
Ku rindukan hadirnya
Yang menghias relung jiwa
Jika boleh ku ungkapkan sekali saja
Aku sangat merindukan
Mencintai dirinya setiap saat
Sampai tak ada waktu melupakan
Membentuk sebuah khayalan
Tentang dirinya yang tak bisa ku lupakan
Luka pun tak terasa
Perih ada obat nya
Cukup melihat wajahnya
Aku kuat akan luka
Dia yang ku sebut dalam doa
Menjadi racun dan obat setiap kala
Walau tangan tak bisa ku raih
Aku menunggu hingga nanti

Tema yang Ku Temukan
Bercerita tentang sebuah tema
Yang ditulis dengan tinta dan pena kasih sayang
Bertulis kisah cinta Rahwana
Kisah cintanya yang tak sampai pada Sinta

Berusaha ribuan kali berbicara
Menangis penuh pilu saat malam tiba
Berakar cinta mati dalam sanubari
Tak membuat mu luluh pada diri
Hingga hancur hati ini dengan ucap menyakiti

Tak ku rasa, sekian lama merindu
Putri cantik yang melekat dalam ingatan
Terpatri dalam hati
Membuat ku tak punya alasan untuk membenci
Aku mencintaimu bidadari
Seperti kala puisi tercipat di telingaku
Memabukkan ku dalam khayal
Terbang tinggi ke awang-awang

Diskripsi tentang mu tak sempurna
Puisi tentang mu tak ada gunanya
Karena keindahan hanya ada pada dirimu saja, tak bisa ku lukis kan kecantikan bidadari Tuhan

Ketika Ku Merasa

Ketika ku mulai bisa merasakan cinta
Seakan membuat ku terbang ke angkasa
Terpikir olehku untuk menggapai bintang
Dan ku rangkul sang rembulan
Ku ingin lepaskan semua beban
Aku ingin berteriak bilang “aku jatuh cinta”
Setiap malam ku pikirkan cinta
Dan siangnya ku perjuangkan
Cintaku berlabuh padanya
Seorang gadis cantik perampas hati
Sang gadis yang membuat ku tak henti memikirkannya
Membuat ku jadi orang gila
Entah arti kata gila itu nyata atau maya
Aku jadi gila
Ku tergila-gila padanya
Aku bertarung akan rasa
Antara diriku bisa atau tidak
Aku hancurkan seluruh keraguan
Dan mengambil harapan yang melintas
Aku Lelah
Aku seperti mulai lelah menunggu
Aku bahkan kehilangan harapan ku
Kau benar-benar membuat ku menyerah
Kau menang dan aku kalah
Aku akui kekalahan ku
Dan aku salut kan kemenangan mu
Aku hatur kan permintaan maaf ku
Atas kebodohan perbuatanku
Kebodohan rasa cinta ku
Kebodohan jalan pikiran ku
Ku akui jarak kita memang terlalu jauh untuk bersatu
Aku rela kau benci
Dan mati dengan kebencian dari mu
Aku yang salah
Aku yang harus minta maaf
Aku yang berdosa
Dan aku pula yang harus dihukum atas itu semua
Aku akan lebih berusaha untuk menjauh
Menjauh dari mu yang tak ingin ku dekati
Agar dirimu bahagia
Tak terbayang-bayang oleh ku lagi
Kan ku telan semua luka
Agar bidadari ku bahagia

Rasakan Cintaku
Datang dan kemari lah
Tidurlah di dadaku
Dan coba dengarkan baik-baik
Jantung ku terus memanggil nama mu
Jantung ku tak berhenti menyerukan nama bidadari
Yang seanggun kala matahari terbenam

Melupakan mu adalah hal tersulit bidadari
Karena setiap detik nama mu selalu terdengar di telingaku
Oh bidadari yang cantik
Sudi kah engkau melihat ke arah ku
Akan ku tunjukkan betapa aku mencintai mu
Tak perlu waktu lama
Hanya se detik saja ku minta


Hanya untuk Kalian Tau
Aku ingin pulang
Dan menulis sajak tentang kehidupan
Aku ingin pulang
Dan kembali kepada hakikat penciptaan
Aku ingin pulang
Untuk mengejar cinta yang ku damba
Meski ku memaksakan keinginan ku dapat sampai ke sana
Ku ingin kehidupan yg sama seperti ketika aku dilahirkan
Menjadi sebuah tumpuan dalam getir kehidupan
Merasakan semerbak harum sang mawar
Menjadi diri tanpa kemunafikan
Menjadi pribadi tanpa topeng kekhawatiran
Aku ingin bebas seperti sedia kala

Tergerus Keyakinanku
Hatiku berduka
Jiwa ku merana
Semua seperti telah sirna
Dan diriku putus asa
Hanya segenggam doa
Serta beberapa pengharapan
Yang masih ada
Untuk ku dapatkan dia
Sang pujaan yang kini jauh di mata

Permeaysuriku
Hai gadis...
Apa kabar mu di sana
Aku menunggu mu
Untuk ku jadikan ratu ku
Walau istana ku tak megah
Walau harta ku tak melimpah
Tapi harus kau tau
Begitu besar cinta ku pada mu
Karena dirimu lah sosok yang mampu menginspirasi ku
Untuk memperjuangkan hidup yang tak sempurna ini
Mungkin aku sedikit memaksa
Tapi bukan itu maksud ku
Yang ku lakukan hanya coba membuat mu mengerti betapa besar cinta ku padamu

Salam kasih untuk yang kurindukan
Semoga kau selalu bahagia di sana


Menikahlah Denganku
Teringat oleh ku senyum manis mu
Terbayang lagi semua indah dirimu dalam hatiku
Aku cinta kamu
Dan hanya itu yang ku tau

Melihat mu adalah kebahagiaan untuk ku
Tenang mu adalah tenang ku
Rasa mu adalah rasa ku
Berjalanlah denganku
Jadi tambatan hatiku

Kata manis hanya bisa jadi kenangan
Tak ada yang abadi dari sebuah pemberian
Kadang janji tak bisa terwujudkan
Tapi satu yang bisa ku pastikan
Aku mencintaimu sekarang
Dan ku lamar kau sekarang, sebagai buktinya

Banyak kekurangan dalam diriku
Aku juga tak sebaik mantan-mantan mu
Tapi satu yang pasti dariku
Aku ingin kau menikah denganku

Menikah lah denganku
Jadi bagian dari cerita hidupku
Membangun asa bersamaku
Mungkin tak bisa ku pastikan semua “AMAN”
Tapi akan ku usahakan kau nyaman
Surat Kecil untuk Tuhan Ku yang Suci
Surat ini untuk-Mu Tuhan
Ku tulis dengan tinta darah dan pena luka penderitaan
Ku harap Engkau membacanya dengan sempurna
Meski kata ku tak bisa sempurna

Engkau tau benar sakit ku
Dan Engkau tau benar perjalananku
Bagaimana aku bersimbah air mata di tengah malam
Sepinya hidupku dengan luka di dada

Engkau yang menulis kisah hidupku
Engkau yang tau benar akan diriku
Tentunya Engkau tau pengkhianatan yang ku terima
Dan begitu pula rasa sakit yang timbul darinya

Semua telah pergi menjauh
Meninggalkan diriku dengan bekas luka teramat parah
Segerombolan hewan memakan diriku tanpa sisa
Dan mereka hidup bahagia, tanpa rasa bersalah

Lalu apa arti semu yang ku lakukan?
Apa arti sujud ku di kala malam?
Apa doa-doa ku tak kau hiraukan?
Bagaimana dengan orang tuaku yang merajut pakaian?

Apa semua tak berarti Tuhan?
Tangan kedua orang tuaku penuh dengan luka
Hatiku pun tersayat-sayat tak karuan
Apakah ini hidup yang sebenarnya?
Hidup yang hanya menyisakan tangis dan duka.

Siapa aku

Siapa aku
Yang masih kecil dibanding dunia
Tak berdaya penuh dengan lupa

Bukan tandingan makhluk bernama dunia

Siapa aku
Yang masih melihat dengan mata tak sempurna
Berucap penuh dosa
Bukan orang suci dari kesalahan

Siapa aku
Tak punya nama pasti dalam dunia
Bukan orang suci yang bisa menyalahkan
Tak ingin membuat sorban dari keyakinan

Siapa aku
Pemuda tanpa arah
Bimbang dalam pilihan
Tak tau garis dari batas

Siapa aku
Siapa aku
Siapakah aku

Individualisme Ku

Aku
Seorang individualis tanpa nama
Berdiri di tebing memandang langit
Tak peduli akan maut di depan
Saat waktu berjalan
Aku mengepalkan tangan
Melawan semua ketidak adilan
Walau yang ku dapat hanya sampah dan sisa-sisa kehidupan
Terbuang dari dalam kemewahan
Beribu luka beratus jahitan
Di daerah pembuangan dengan penuh rasa kepedihan
Aku yang tak berdaya
Dipaksa bertahan

Wanita Suciku
Dia yang tak pernah lepas mendoakan ku
Dia yang selalu yakin akan diriku
Dia yang kadang hatinya ku sakiti
Dia yang kadang meneteskan air mata karena ku

Puisi ini teruntuk dirimu
Wanita yang selalu percaya akan keinginanku
Dirimu yang tak pernah lelah menghadapi ku
Padamu kepala ini ku tundukkan

Maaf jika ku buat sakit hatimu
Dengan keras kepala, ku paksakan inginku
 Tak peduli pada perasaanmu
Atau peduli dengan yang lain

Kadang dalam rantau, ku rindu dirimu
Kadang ku rindu akan masakanmu
Kadang ku rindu…
Kadang ku rindu…

Maaf, masih tak bisa ku bawa hasilku
Maaf, aku masih merepotkanmu
Maaf, aku masih tak ada gunanya
Dan maaf, diriku masih seprti dulu
Rayuan pada Tuhanku
Ku rayu Tuhan
Untuk mengampuni semua dosa
Tapi Tuhan tak menjawab
Tak pernah mau menjawab
Aku anggap Tuhan telah tuli
Tapi doa ku terus terjawab

Apa rayu ku kurang sempurna
Atau rayu ku tak begitu indah
Sepertinya aku harus belajar sastra
Agar indah ku menyusun kata
Agar Tuhan bisa ku rayu dengan sempurna

Aku tak bisa merayu Tuahn
Mungkinkah Tuhan lebih dari yang ku bayangkan
Mungkinkah Tuhan sastrawan hebat tak terkalahkan
Yang mempunyai karakteristik dalam berbahasa

Aku ingin menemui-Nya
Walau hanya sekali saja
Untuk ku ungkapkan sebuah cerita
Tentang kehidupan yang dibuat-Nya
Kehidupan yang penuh dengan duka
Kehidupan yang penuh dengan tipu daya
Kehidupan perenggut kepercayaan
Itulah kehidupan, dan aku berada di dalamnya
Kisah Sebuah Botol
Tutup botol hilang
Sang botol pun terpenuhi udara
Kosong tanpa isi
Tak tentu warna dan rupa
Hilang pula penjaganya
Dari dingin udara malam
Mungkin ia masuk angin
Tabungnya kembung tanpa isi

Botol berdiri sendiri
Tak ada yang menemani
Tak ada yang bisa diajak bicara
Mungkin juga tak ada yang mendengarnya

Suara botol tak terdengar
Padahal indah nian suaranya
Karena tidak dianggap penting
Hilanglah botol dari kehidupan
Botol diremehkan, disepelekan, bahkan dibuang
Tapi botol tetap tenang
Ia tetap pada satu tujuan
Mencari tutupnya yang hilang
Biar Diriku Bermimpi
Bantal tidurku yang empuk
Kasur tidurku yang lapuk
Beri air sedikit untuk ku teguk
Pengantar mimpi indah di malam ini

Biar sepuasnya orang menghina mu  di siang hari
Biar mereka mencaci mu tanpa rasa malu
Biar, biar, biarkanlah...
Yang terpenting kau tidur nyenyak malam ini

Tak kan ada yang mengganggu mu dalam mimpi
Walau siang, mengacungkan tombak kematian di leher ini
Walau banyak orang, bergantian mengkhianati mu tanpa henti
Walau kepalsuan terus kau dapat setiap hari
Semua tak masalah jika engkau telah bermimpi
Karena tak ada orang yang bisa menghalangi mimpi
Tak ada mesin  pengatur mimpi
Itu  karya imajinatif seorang diri
Bukan sebuah hal untuk dijadikan bahan obserfasi

Jika kenyataan tak pernah mendukung mu
Beralih lah dalam dunia mimpi
Jika seluruh dunia mengkhianati mu
Beralih lah dalam dunia mimpi
Jika kau tak mendapatkan keadilan pada diri
Beralih lah dalam dunia mimpi
Ambil bantal dan tata lah kasur mu
Berbaring lah yang rapi, dan mulailah bermimpi
Jika kau ingin mewujudkan mimpi
Keluarkan mimpi dari alam bawah sadar diri
Temukan kebahagiaan mu sendiri!!!
Kemurkaanku
Dirundung tangis setiap malam
Seorang ibu memikirkan anaknya
Anak yang selalu dijaga
Dari siang menjelang malam

Tapi penguasa alam telah berkehendak
Ketentuan tak bisa diubah pula
Yang sudah digariskan tak dapat dihapuskan
Tinggallah tangis di setiap mata

Ibupun mengkhayal kenangan
Saat sang anak berlari-larian
Riang gembira bersama teman-teman
Ketika alam belum di gulung rata

Ini salah siapa...
Apakah karena satu orang semua terjadi
Kenapa yang tak berdosa ikut pergi
Seperti semua bersalah menurut mata ini
Hanya ratap yang tersisa, di lapang kesedihan

Semua tak terkira
Semua tanpa pengumuman
Tak ada kesiapan
Semua terjadi saat lelah menjelang
Kami pun tak berdaya, hanya berserah di atas doa
Tak Percaya Lagi
Kadang ada saat individualisme muncul
Ketika teman sekitar mu mengkhianati mu
Menusuk mu dari belakang
Lari meninggalkan mu tanpa kata
Seperti orang tak berdosa

Kadang ada saat individualisme muncul
Ketiak kepercayaan dikhianati
Ketika janji tak ditepati
Ketiak kau ditinggalkan sendiri
Ketika hidup hanya menyisakan sepi

Kadang ada saat individualisme muncul
Untuk hidup yang lebuh baik
Hidup yang lebih bermakna
Hidup yang tak akan dikhianati oleh dunia
Hidup yang akan terbebas dari utang

Aku mengutuk kalian yang tak menepati janji
Aku membenci kalian yang meninggalkan diri ini sendiri
Aku sakit hati dengan kalian yang bilang diriku merepotkan
Silakan hidup dengan kutukan ku
Silakan hidup dengan kemarahan ku
Silakan...,silakan...., silakan...
Buat dirimu nyaman dengan penderitaan yang ku berikan
Buat dirimu nyaman dengan apa yang kau tanam pada ku

Jika kepercayaan ku yang kau tanyakan
Aku sudah menghilangkannya
Ku hilangkan bersama luka yang kalian berikan
Ku hilangkan dengan air mata yang menetes tadi malam
Ku hilangkan dengan kutukan yang ku berikan
Hiduplah dengan kutukan ku
Seperti Itu Racunku
Janji tak semanis madu
Ku telan dengan racun buatan ku
Mungkin dengan begitu aku bisa hidup
Layaknya merpati putih itu

Semua orang boleh berbicara
Tapi tak tau kenyataannya
Mereka hanya seperti orang dungu
Yang sedang membaca buku
Tapi tak tau apa maksudnya

Orang bodoh terus berbicara
Tanpa maksud dan makna
Mereka berteriak seolah yang paling bisa
Tapi tak pernah ada yang nyata
Semua berkata, seolah dia yang lebih tau akan kehidupan
Tapi kehidupan tidak pernah datang kepadanya
Dia mengaku akan gampangnya mencari solusi
Sedang masalah tak pernah datang padanya

Siapa yang konyol
Aku yang menghadapi masalah dengan tenang
Atau mereka yang hanya duduk bersimpuh di hadapan Tuhan


Konyol sekali aku menganggap diri ini mampu
Sedang tak pernah ada bekal ku
Bukankah diri-Mu yang jadi semangat ku
Tapi tak kurasa ada di sisi ku

Sampailah Aku
Aku sampai di sini
Di mana ku turunkan ego, yang dulu ku junjung tinggi
Di mana ku pasrahkan jalan ini
Aku tau ini do'a yang terucap
Tapi kenapa jalan ini sungguh sulit dilalui
Ingin ku bersandar pada tembok batu yang keras itu
Tapi apa daya, dia jauh sulit tuk dikenali
Sesak  selalu yang ku rasa
Seperti tercekik tengkorak monster berkepala tiga
Tak kuat ku menyingkirkannya
Karena tangan ku terbelenggu tali kebingungan

Tolong biarkan aku bebas
Aku mohon dengan sangat
Aku tak kuasa lagi tuk menahannya
Aku ingin kebebasan, bukan kemunafikan
Tidaklah ku bosan tuk berjuang
Tapi harus sampai kapan ku tercekik

Pelajaran Hidup
Lebih mudah melihat masa lalu, dibanding  masa depan
Karena masa depan tak seindah yang kau bayangkan
Semua bisa berubah dengan cepat
Dengan satu sentuhan tanpa diduga-duga
Tak pernah ada pemberitahuan akan terjadinya masa depan
Semua bisa berubah seketika tanpa diduga-duga
Tapi jangan hancur karenanya
Sebab semua berubah jadi masa lalu
Salam manis untuk masa depan
Dan bahagia lah dengan masa lalu mu
Menajam Luka
Mustahil menerka sebuah hati manusia
Dalamnya tak terhingga, rasa timbul dari mata
Jangan coba menerkanya
 Atau kau  masuk lembah tak bertuan
Dan hati manusia itu panas
Lebih panas dari lahar gunung berapi tumpah
Air saja tak bisa mendinginkannya
Luka pun tak akan bisa hilang seketika
Kata Rabbani saja tak cukup mendinginkannya
Jika mulut hanya berucap, tapi hati masih menyala

Kesucian hati hanya omongan belaka
Hal aneh yang terus terucap
Tak ada kepastian dalam dunia
Hanya laksana kabut dalam gelap

Terbaring dalam sisi gelap kehidupan
Tertidur dalam kejahatan abadi dunia
Inilah sisi lorong kehidupan
Penuh dengan kegelapan dalam sinar cahaya terang

Bukan janji yang ku pinta
Tapi kenyataan yang benar adanya
Mungkin mereka merasa lebih bijak
Berdiam dan menilai dari satu sudut pandang
Merasa paling benar dengan matanya
Merasa sudah mulia bicaranya
Tingginya hati tak diukur oleh wacana
Hanya itu yang ku tau tentang dunia
Juwita
Sebelum panas menyentuh tubuh
Memberi hangat dari dinginnya malam
Rinduku terpecah akan tangisan
Berdiri rasa malas memancang

Mungkin karena kau, aku di sini
Mungkin karena pesona mu aku terpaku
Mungkin karena kau
Mungkin karena kau juwitaku

Serasa dunia sudah tak berarti
Serasa jawaban sudah ku temukan
Serasa kosong hati ku, telah hilang

Pesona indah terpancar darimu
Cantik mu mengalahkan ketegasan ku
Tawa mu memaku gerak ku
Cantik mu berbeda juwita
Dirimu sempurna

Lirih ku rangkai kata
Berat hati mengucap cerita
Namun umur waktu tak lama
Pergi dan hilang kesempatan
Hilang sudah sadar ku
Terucap sesal dalam dada
Semenjak Pagi
Semenjak pagi ku sibuk kan diriku dengan ocehan
Bicara tak jelas, namun keras kepala
Menginginkan segalanya, mengengam tangan sekuat mungkin
Siapa yang tak suka, ku teriaki sekencang mungkin

Anda boleh tertawa dengan kelakuan saya
Anda biasa mencacat apa saja dalam diri saya
Tapi anda tidak pernah ada dalam posisi saya
Tak tau bagaimana cara saya berfikir
Tak mengerti dari mana saya memandang

Ya…, tertawalah kalau itu memang lucu
Memaki, menghujat, memuji, atau sekedar memandang,
TERSERAH DIRIMU!!

Yang ku tau, semenjak pagi aku sudah di sini
Di balik rerimbunan hutan kegelapan
Di tengah samudera luas tak berarah

Itulah hidupku!!
Lalu apa hak mu???

Pentingkan dulu dirimu sendiri
Tatap pagi, siang dan senjamu sendiri
Jika kau terus mengurusi senja ku
Kapan kau lungkan waktu mengurus senja mu
Salam dariku, umtuk mu yang ingin tau senja ku….
Contoh Untuk Kalian
Berkata manis pada orang yang kurang
Buat syair untuk mereka yang terluka
Hibur mereka, yang dalam kedukaan

Hujat mereka yang tak tau diri
Cacat mereka yang tak tau malu
Permalukan mereka, bantai sampai habis
Bunuh rasa mereka, hancurkan pribadi mereka
Hingga urat malu mereka kembali tumbuh
Hingga mereka sadar bejatnya mereka
Hingga mereka sadar betapa rusaknya batin mereka

Pertanyaan untuk kalian pejuang negeri
Apa kalian akan menghukum diri kalian sendiri?
Jika kesalahan terletak di kepala kalian?
Jika tangan kalian berlumur dosa?
Jika karena kalian, ibu pertiwi menderita?
Apa jawaban kalian, ku tunggu di panggung tertinggi

Jika kemerdekaan masih berarti untuk kalian
Merdekakan setiap tuna dalam kehidupan
Jika harga diri masih kalian pegang
Hargai diri orang lain

Dunia ini bukan hanya untukmu
Dunia ini bukan hanya tentang mu
Dunia ini bukan kekuasaanmu
Dunia ini milik kita bersama
Aku Sudah Usai
Aku sudah selesai dengan waktu
Ucap ku pun tak mampu, menghentikan laju
Mungkin aku yang bersalah
Mencoba menghentikan dan bersembunyi

Hanya aku yang tau
Betapa tersiksanya kehidupan ku
Menanggung derita, makan simalakama
Berhadap dua pilihan sulit, dalam langkah

Baiklah, kuterima semuanya
Walau kau dan mereka tak percaya
Tak terima dengan ucap ku
Hanya tinggal hati sebagai tameng terakhir

Rindu bukan sebuah dosa
Cinta bukan hanya untuk di ucap
Bisa kau beri contoh namanya keadilan?
Semua terasa pahit jika harus berkorban

Apapun itu harus kau terima
Di mana  hanya sakit yang terasa
Pandang dari bukit tempat angin berhembus
Maka kau rasakan kenyataan
Jalan dan Jatuh Ku
Ku berdiri dan terjatuh
Membuat mu tertawa lepas tak tertahan
Berfikir, kau menang sekarang
Dan aku kalah dalam pertarungan
Tanpa pernah kau sadar
Lubang gelap sudah menanti mu di depan
Yang terbayang hanya jalan indah dalam khayalan

Camkan ini dalam hatimu
Pertarungan tak sesingkat seperti sangkamu
Pertarungan selalu ada dalam hidupmu
Walau sudah penat ragamu
Kau hanya tak tau
Di depanmu sudah ada bahaya menunggu



Bocah Penuh Luka

Beri aku nyawa untuk hidup
Beri aku rasa penyambung rindu
Aku diragukan
Aku teracuhkan

Saat bocah kecil terlepas dari pangkuan
Memaksa diri untuk hidup sendirian
Terbayang rumah dalam lamunan kala malam
Tapi kenyataan penuh luka pengkhianatan

Seribu musuh harus dihadapi
Dalam dunia ia hanya sendirian
Pejuang tangguh dalam hati
Dengan senjata keyakinan serta harapan
Berjuang mengepal tangan
Meninju setiap masalah

Tapi apa yang didapatinya
Dunia terlalu kejam dihadapi sendiri
Beribu luka terukir dalam hati
Ia telan pil pahit kesakitan
Terlalu pahit untuk bocah kecil ku yang malang

Tak ada jalan kembali
Tak ada waktu untuk pulang
Ia besar di tepian jalan
Merindu buai kasih sayang ayah bunda
Mengharap rumah yang dirindukan
Tapi ia hanya bisa menangis di akhir malam
”Ayah, bunda, maafkan aku yang tak bisa membahagiakan kalian” ucapnya putus asa
Pendapatku Tentang Cinta
Apa pendapatmu tentang cinta?
Sebuah hal yang bahagia
Sebuah rasa penuh suka
Harapan tanpa cacat
Mimpi yang jadi nyata

Pikirkan kembali sobat
Cinta hanyalah sampah sekarang
Memenuhi setiap sudut dunia, tak nyata
Sebuah alasan untuk pecahnya tangis dari seorang wanita kala malam
Tak nyata, dan  hanya kepalsuan dari dunia

Aaaaa!!!!
Hilangkan semunya Tuhan!
Hilangkan kata itu dari benak manusia
Kata untuk pemuas selakangan
Kata suci itu, tak pantas diucapakan kalian!!

Simpan hal itu dalam kotak
Bunag jauh hingga tak kau temukan
Jangan biarkan bibir kotor mu mengucap kesuciannya
Jangan ada lagi luka karena kata cinta

Sahabat ku
Ingat kah berapa hati yang kau hancurkan dengan kata itu
Mengiba dengan kata itu, hanya untuk dapat kenikmatan dunia
Kenikamatan fana yang sama dengan luka

Bagaimana mungkin sobat
Kau pungkiri cinta Tuhan yang begitu besar
Kau durhakai cinta ibu yang tulus suci
Kau khianati cinta putih kekasih hati

Jika cintamu tetap berkhianat
Cintamu tetap durhaka
Dan cinta itu memungkiri yang ada
Itu bukanlah cinta
Tapi perasaan yang lebih buruk dari kebencian
Perasaan kotor yang tak pantas hadir di dunia

Maka turuti nasehatku!
Lepaskan rasa itu darimu
Hiduplah tanpa rasa itu mulai sekarang
Jangan amabil apa yang tak pantas untukmu
Dan berdirilah seraya menatap matahari pagi
Raih ia dengan tanganmu, dan hiduplah selamanya
Keledai Bodoh Pulang
Keledai bodoh kembali ke rumah
Dicaci dan dimaki atas dirinya
Ia rasakan hal yang sama
Seperti rumah masa lalunya

Di rantau diperdaya, di rumah tak berdaya
Keledai bodoh hidup sendiri
Dalam pikir tertusuk beribu materi

Teriak serak tak terdengar
Air mata jadi kelemahan
Ia menyerah pada Tuhan
Tak berdaya pada kenyataan
Tersiksa dalam hati
 Tak mampu ungkap diri
Khayal pun jadi teman sejati

Hatinya sudah tersakiti
Beribu luka tak terhitung lagi
Dibasuh air mata suci
Dan luka pun semakin perih

Hidup itu sulit untuk dijalani
Harapan kadang jadi kepalsuan
Mungkin rumah tak ada artinya
Menyerah jadi jalan akhirnya
Lepas sudah keyakinan

Kelas Kosong Mahasiswa
Berdiri di kelas kosong
Angan menembus kertas bolong
Ku coba berikan nafas pada hidup ku
Ku coba hidup dengan nafasku

Terakhir ku lihat mereka
Sang kumpulan orang tak mengerti apa-apa
Ada yang menyibukkan diri dengan realita
Ada yang terpaku akan khayal

Cewek sok cantik pun ada
Melenggak-lenggok bak pragawati ternama
Tapi rupa tak bisa
Ya tau lah, bagaimana tak patutnya untuk dibicarakan
Ada yang sibuk dengan tugasnya
Sepertinya tak sempat kerjakan tadi malam
Mungkin karena bekerja
Bekerja ditempat becek penuh lendir berbau surga

Ada yang bergosip riang
Menekuni kata untuk menggunjing orang
Terkadang tertawa tak tertahan
Ketika mengungkap kemaluan orang

Ada yang tidur dalam lamunan
Mungkin ia lupa cara tidur tadi malam
Sekarang jadi merah matanya
Menahan kantuk yang luar biasa
Ingin terlelap sekejap saja
Tapi aku seperti dekat denagn orang ini
Oh, ternyata aku sendiri
Tapi tak apa, jam kosong sedang dilangsungkan
Catatan Mahasiswa Kelaparan
Tuhan yang ku sembah
Tolong aku yang sedang dirundung masalah
Aku kelaparan Tuhan, ayah tak beri uang jajan
Teman ku lupa akan utangnya
Tak ada yang ingat dengan perut dari diriku yang malang

Aku bersumpah Tuhan
Jika aku kaya aku tak kan lupa hari ini pernah ada
Hari di mana sampah bisa ku makan
Dan air mentah menjadi pilihan
Tak kan ku biarkan orang lain merasakannya
Selama aku melihatnya

Tapi, jangan biarkan aku kaya Tuhan
Kekayaan hanya membuat orang jadi pelupa
Lupa akan kemaluan
Dan lupa akan cerita sedih di hari minggu

Biarkan ku cukup dengan pakaian
Tak mewah dan tak harus mahal
Hanya bisa cukup untuk ku makan
Agar teman ku yang berutang tak meminta
Agar aku tak kuat beranjak dari tempat tidur yang nyaman
Agar hidupku terus dirundung kesedihan
Tapi bahagia kan hatiku dengan senyuman, yang tulus serta tak beralasan

Hidup kelaparan!!!
Hidup utang!!
Selamat tinggal kemewahan
Bye… bye….
Rinduku
Pagi nan cerah bergulir
Membawa aroma kasturi untuk sebuah harapan
Tugas menumpuk di depan mata
Ku coba selesaikan dengan pacar setia
Menulis lagi dengan dia
Layar leptop yang ku cinta

Terhirup aroma yang ku rindukan
Aroma harum masakan bunda
Aroma lezat yang ingin ku santap
Dalam kelaparan pagi yang melanda

Ku kenali aroma ini
Ku merasa di rumah sendiri
Aroma masakan ibu yang menggugah hati
Merindu kampung halaman nan jauh di sana

Ingin ku pulang saja
Agar tak kelaparan perut ku tersayang
Tapi perjuangan ku belum usai sekarang
Ku belum usai dengan persoalan
Yang membelenggu di hidup jahanam
Bukan karena sebuah alasan
Aku muak dengan kehidupan
Kapan Kau Akan Merasa
Ular kepala dua
Meminjam uang kesana-kemari
Tak mau ditagih, tak ingin membayar
Tak merasa punya utang sebesar gunung himalaya

Hidupnya penuh dengan cacat
Tak sempurna disebut makhluk Tuhan
Bahkan iblis pun lebih baik dari pada mereka
Tak beradab dan tak punya rasa malu

Mulutnya penuh racun berbisa
Membunuh kawan maupun lawan
Mungkin juga anak-anaknya
Lebih jahat dari Rahwana

Kapan mereka akan sadar, aku tak tau
Kapan mereka akan bertobat, mungkin jika leher telah terikat
Karma akan datang dengan sendirinya
Tuhan tak pernah tidur jam segini
Jika aku beruntung aku akan bisa melihatnya

Melihat mereka dipukuli
Diarak tanpa ampun seperti pelacur murahan, dan mungkin akan ada yang berteriak, “bunuh mereka!!”
“Pisahkan kepala dan badannya!!, hancurkan kepalanya!”
Mungkin itu yang ku harapkan
Agar kesombongan tak ada dalam mulut mereka
Agar mereka sadar arti sebuah kebaikan
Karena Mu
Jika bukan karena mu, aku tak akan ke sini
Jika ini jalan hidup ku, aku akan sabar menjalani
Jika hidupku tak mampu berdiri, jangan salahkan aku
Jika kau hanya fiksi, khayal ku bisa menjangkau mu
Jika dunia penuh dengan omong kosong belaka, lalu apa arti diriku
Jika hanya kebohongan dalam janji, jangan utarakan sejak dulu
Biarakan aku bebas lepas
Tanpa ikatan, aku akan terbang menuju petang
Tinggalkan belenggu jika perlu
Walau terancam mati oleh waktu


Maafkan Ucapku
Jika berucap tak berguna, biarkan aku bernyanyi untukmu
Jika bernyanyi tak membuat mu bahagia, biar ku lukis keanggunan mu
Ku tak akan menyerah, walau seribu kali kau menolak ku
Karena dirimu berbeda, membuat hatiku jatuh cinta

Pergilah ke mana, menghindar lah sejauh yang kau bisa
Aku akan tetap bisa menemukan mu
Karena dunia terlalu kecil untuk tempat sembunyi mu

Ku akan bisa menemukan mu
Selalu akan bisa menemukan mu
Karena hatiku tak pernah jauh
Akan selalu ada di dekat ku

Dulu ku lukai mu
Dengan kata, ku hancurkan hatimu
Masa kelam ketika aku buta
Sekarang ku terima penyesalan

Tapi hati ini tetap sama
Mencintai dirimu, merindu setiap saat
Pasrah akan beribu keindahan
Termakan cinta kehidupan
Cemburu rindu dalam khayal, membungkam mulutku
Tak Pernah Pudar
Ku terus bermimpi
Mencintaimu dalam kenyataan
Berfikir kau adalah milikku
Sedang engkau bahagia di sana
Keyakinan ku tak goyah diterpa waktu
Cintaku tak padam dengan angin takdir
Meski cemburu kadang merasuk dalam tubuh
Membuat perih yang amat sangat
Menyerang setiap kala sepi merayap
Dalam diri seorang anak muda
Aku jadi begitu jatuh cinta
Sampai melepasnya pun tak bisa
Ku rindukan hadirnya
Yang menghias relung jiwa
Jika boleh ku ungkapkan sekali saja
Aku sangat merindukan
Mencintai dirinya setiap saat
Sampai tak ada waktu melupakan
Membentuk sebuah khayalan
Tentang dirinya yang tak bisa ku lupakan
Luka pun tak terasa
Perih ada obat nya
Cukup melihat wajahnya
Aku kuat akan luka
Dia yang ku sebut dalam doa
Menjadi racun dan obat setiap kala
Walau tangan tak bisa ku raih
Aku menunggu hingga nanti

Tema yang Ku Temukan
Bercerita tentang sebuah tema
Yang ditulis dengan tinta dan pena kasih sayang
Bertulis kisah cinta Rahwana
Kisah cintanya yang tak sampai pada Sinta

Berusaha ribuan kali berbicara
Menangis penuh pilu saat malam tiba
Berakar cinta mati dalam sanubari
Tak membuat mu luluh pada diri
Hingga hancur hati ini dengan ucap menyakiti

Tak ku rasa, sekian lama merindu
Putri cantik yang melekat dalam ingatan
Terpatri dalam hati
Membuat ku tak punya alasan untuk membenci
Aku mencintaimu bidadari
Seperti kala puisi tercipat di telingaku
Memabukkan ku dalam khayal
Terbang tinggi ke awang-awang

Diskripsi tentang mu tak sempurna
Puisi tentang mu tak ada gunanya
Karena keindahan hanya ada pada dirimu saja, tak bisa ku lukis kan kecantikan bidadari Tuhan

Ketika Ku Merasa

Ketika ku mulai bisa merasakan cinta
Seakan membuat ku terbang ke angkasa
Terpikir olehku untuk menggapai bintang
Dan ku rangkul sang rembulan
Ku ingin lepaskan semua beban
Aku ingin berteriak bilang “aku jatuh cinta”
Setiap malam ku pikirkan cinta
Dan siangnya ku perjuangkan
Cintaku berlabuh padanya
Seorang gadis cantik perampas hati
Sang gadis yang membuat ku tak henti memikirkannya
Membuat ku jadi orang gila
Entah arti kata gila itu nyata atau maya
Aku jadi gila
Ku tergila-gila padanya
Aku bertarung akan rasa
Antara diriku bisa atau tidak
Aku hancurkan seluruh keraguan
Dan mengambil harapan yang melintas
Aku Lelah
Aku seperti mulai lelah menunggu
Aku bahkan kehilangan harapan ku
Kau benar-benar membuat ku menyerah
Kau menang dan aku kalah
Aku akui kekalahan ku
Dan aku salut kan kemenangan mu
Aku hatur kan permintaan maaf ku
Atas kebodohan perbuatanku
Kebodohan rasa cinta ku
Kebodohan jalan pikiran ku
Ku akui jarak kita memang terlalu jauh untuk bersatu
Aku rela kau benci
Dan mati dengan kebencian dari mu
Aku yang salah
Aku yang harus minta maaf
Aku yang berdosa
Dan aku pula yang harus dihukum atas itu semua
Aku akan lebih berusaha untuk menjauh
Menjauh dari mu yang tak ingin ku dekati
Agar dirimu bahagia
Tak terbayang-bayang oleh ku lagi
Kan ku telan semua luka
Agar bidadari ku bahagia

Rasakan Cintaku
Datang dan kemari lah
Tidurlah di dadaku
Dan coba dengarkan baik-baik
Jantung ku terus memanggil nama mu
Jantung ku tak berhenti menyerukan nama bidadari
Yang seanggun kala matahari terbenam

Melupakan mu adalah hal tersulit bidadari
Karena setiap detik nama mu selalu terdengar di telingaku
Oh bidadari yang cantik
Sudi kah engkau melihat ke arah ku
Akan ku tunjukkan betapa aku mencintai mu
Tak perlu waktu lama
Hanya se detik saja ku minta


Hanya untuk Kalian Tau
Aku ingin pulang
Dan menulis sajak tentang kehidupan
Aku ingin pulang
Dan kembali kepada hakikat penciptaan
Aku ingin pulang
Untuk mengejar cinta yang ku damba
Meski ku memaksakan keinginan ku dapat sampai ke sana
Ku ingin kehidupan yg sama seperti ketika aku dilahirkan
Menjadi sebuah tumpuan dalam getir kehidupan
Merasakan semerbak harum sang mawar
Menjadi diri tanpa kemunafikan
Menjadi pribadi tanpa topeng kekhawatiran
Aku ingin bebas seperti sedia kala

Tergerus Keyakinanku
Hatiku berduka
Jiwa ku merana
Semua seperti telah sirna
Dan diriku putus asa
Hanya segenggam doa
Serta beberapa pengharapan
Yang masih ada
Untuk ku dapatkan dia
Sang pujaan yang kini jauh di mata

Permeaysuriku
Hai gadis...
Apa kabar mu di sana
Aku menunggu mu
Untuk ku jadikan ratu ku
Walau istana ku tak megah
Walau harta ku tak melimpah
Tapi harus kau tau
Begitu besar cinta ku pada mu
Karena dirimu lah sosok yang mampu menginspirasi ku
Untuk memperjuangkan hidup yang tak sempurna ini
Mungkin aku sedikit memaksa
Tapi bukan itu maksud ku
Yang ku lakukan hanya coba membuat mu mengerti betapa besar cinta ku padamu

Salam kasih untuk yang kurindukan
Semoga kau selalu bahagia di sana


Menikahlah Denganku
Teringat oleh ku senyum manis mu
Terbayang lagi semua indah dirimu dalam hatiku
Aku cinta kamu
Dan hanya itu yang ku tau

Melihat mu adalah kebahagiaan untuk ku
Tenang mu adalah tenang ku
Rasa mu adalah rasa ku
Berjalanlah denganku
Jadi tambatan hatiku

Kata manis hanya bisa jadi kenangan
Tak ada yang abadi dari sebuah pemberian
Kadang janji tak bisa terwujudkan
Tapi satu yang bisa ku pastikan
Aku mencintaimu sekarang
Dan ku lamar kau sekarang, sebagai buktinya

Banyak kekurangan dalam diriku
Aku juga tak sebaik mantan-mantan mu
Tapi satu yang pasti dariku
Aku ingin kau menikah denganku

Menikah lah denganku
Jadi bagian dari cerita hidupku
Membangun asa bersamaku
Mungkin tak bisa ku pastikan semua “AMAN”
Tapi akan ku usahakan kau nyaman
Surat Kecil untuk Tuhan Ku yang Suci
Surat ini untuk-Mu Tuhan
Ku tulis dengan tinta darah dan pena luka penderitaan
Ku harap Engkau membacanya dengan sempurna
Meski kata ku tak bisa sempurna

Engkau tau benar sakit ku
Dan Engkau tau benar perjalananku
Bagaimana aku bersimbah air mata di tengah malam
Sepinya hidupku dengan luka di dada

Engkau yang menulis kisah hidupku
Engkau yang tau benar akan diriku
Tentunya Engkau tau pengkhianatan yang ku terima
Dan begitu pula rasa sakit yang timbul darinya

Semua telah pergi menjauh
Meninggalkan diriku dengan bekas luka teramat parah
Segerombolan hewan memakan diriku tanpa sisa
Dan mereka hidup bahagia, tanpa rasa bersalah

Lalu apa arti semu yang ku lakukan?
Apa arti sujud ku di kala malam?
Apa doa-doa ku tak kau hiraukan?
Bagaimana dengan orang tuaku yang merajut pakaian?

Apa semua tak berarti Tuhan?
Tangan kedua orang tuaku penuh dengan luka
Hatiku pun tersayat-sayat tak karuan
Apakah ini hidup yang sebenarnya?
Hidup yang hanya menyisakan tangis dan duka.

Siapa aku

Siapa aku
Yang masih kecil dibanding dunia
Tak berdaya penuh dengan lupa

Bukan tandingan makhluk bernama dunia

Siapa aku
Yang masih melihat dengan mata tak sempurna
Berucap penuh dosa
Bukan orang suci dari kesalahan

Siapa aku
Tak punya nama pasti dalam dunia
Bukan orang suci yang bisa menyalahkan
Tak ingin membuat sorban dari keyakinan

Siapa aku
Pemuda tanpa arah
Bimbang dalam pilihan
Tak tau garis dari batas

Siapa aku
Siapa aku
Siapakah aku


Malang, 23 Desember 2019

Posting Komentar

0 Komentar