Hidup Itu Sederhan

Lebah Tak Bersarang

Wahai para orang yang ingin dihormati

Tau kah bahwa sebagian dari kami tidak menyukai perbuatan mu

Kami tak suka mendengar suara mu yang layaknya lebah tak bersarang

Karena kami yang mempunyai ruangan sempit ini

Jadi, jika kau masih punya malu lebah pemburu madu

Maka kau yang harus keluar dari ruangan ini

Bukan kami.

Dan sekali lagi, bagi kamu perusak telinga orang lain

Seharusnya kamu tau, kalau kamu adalah tersangka

Hidup Itu Sederhan

Jika malam mu tak berguna, lupakan saja

Jika siang mu tak berarti, buang saja ia

Berdirilah selagi kau bisa

Dan menyerahlah jika maut sudah membawamu pergi

Bermaksut Mengerti

Hanya bermaksud memahami dan mengerti
Kenap aku dilahirkan di sini
Dalam keluarga bernafas religi
Dan hidup dalam suasana penghormatan tinggi
Tapi apa arti semua ini
Jika tak pernah ada yang aku pelajari
Seperti tak pernah ada yang aku temui

Cerita pada Bunga

Wahai bunga mawar merah
Ku ingin bercerita tentang perasaan ku
Yang merindukan dia di sebelah dunia
Nan jauh di sana ia berada
Terpisah antara jarak dan masa

Wahai mawar merah
Ijinkan aku memetik mu
Untuk dia yang ku sayang
Sebagai lambang kerinduan
Yang tertanam begitu dalam
Selalu berbisik akan kepastian
Apakah dia juga merasa

Ingin ku lihat lagi wajahnya
Seraya ku lepaskan segala rindu
Yang menghiasi kalbu kala malam
Dan jadi pikiran ketika pagi menjelang

Tertanam dalam hati
Terpatri dalam pikiran
Dan terucap dalam do'a
Terbingkai rapi di setiap harinya
Tak kunjung usai dalam masa

Kala kematian menunjukkan taringnya
Aku tetap tersenyum, karena dirinya
Membuat ku tenang, di setiap langkah
Walau badai kehidupan tak mau diam
Bukan aku yang memilihnya
Tapi Tuhan penentu segalanya
Takdir hanyalah takdir
Bukan berarti ku harus tunduk pada kekalahan
Perjuangan kan terus berlanjut
Hingga kepastian menuntut ku berhenti

Terbayang Wajahmu

Aku tak bisa tidur malam ini
Karena senyum mu wahai bidadari
Yang terbayang terus di pelupuk mata ini
Ku kagumi dirimu layaknya remeo jatuh cinta
Keheningan yang selalu mengingatkan ku
Akan indahnya kebersamaan dengan diri mu
Kabut pekat menemani malam ku
Sepanjang tahun penantian kepada mu
Tapi senyum mu meyakinkan ku
Akan datangnya hari bersama mu
Terjawab sudah dalam khayal ku
Kenapa diriku merindukan mu
Karena kau lah bidadari tuhan yang turun ke dunia ku
Dengan senyum manis yang menawan
Dengan keindahan dan keanggunan
Yang membuat ku terlena akan kehidupan
Ku rindu hari itu
Hari yang bersamamu, ku mengerti
Akan adanya kebebasan dari topeng ini
Di mana ku bisa ungkapkan kehidupan
Dengan Jelas tanpa kemunafikan
Jika ini hanyalah mimpi
Aku tak ingin bangun pagi
Biarlah aku tidur dengan kain kafan
Agar tak ada yang bisa mengganggu impian ini
Jika ku berdosa akan pengharapan ini
Biarlah ku tanggung sendiri
Mungkin Tuhan akan mengerti
Kenapa aku jadi seperti ini

Ungkapku

Apa kata Tuhan ketika aku berteriak
Meminta bantuan untuk sebuah tempat
Di hati seorang bidadari
Yang ingin ku miliki
Bukan sebuah obsesi
Tapi ketulusan dari hati
Mengenang dirinya dalam hati
Membuat ku merasa tak kuasa
Menahan kerinduan yang luar biasa
Sungguh aku tak kuasa
Kerinduan ini seperti ombak
Meng gebu tak karuan
Mengenang saja tak memberi arti
Seribu lamunan tak puaskan hati
Diri ini sudah tak berdaya
Menahan seluruh rasa
Ingin ku ungkapkan semua
Kepada bidadari paling cantik di dunia
Yang membuat ku ingin meledak
Karena tak kuasa menahan
Semua yang ku sembunyikan dari dunia

Penyair Gila

Malang, 23 November 2017